Dipandang Sebelah Mata di Pilkada Solo, Ini Kata Bajo

Pasangan Bajo memohon doa restu agar bisa memenuhi jumlah minimal syarat dukungan sehingga bisa melenggang sebagai cawali-cawawali dari jalur perseorangan di Pilkada Solo.

diperbarui 22 Jul 2020, 17:17 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2020, 17:17 WIB
ilustrasi Pilkada serentak
ilustrasi Pilkada serentak

Jakarta Bagyo Wahyono dan FX Supardjo atau Bajo, merupakan pasangan calon dari jalur independen yang akan menantang Gibran Rakabuming dan Teguh Prakosa di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo pada 9 Desember 2020.

Bagyo mengakui memang bukan pasangan yang diunggulkan. Namun, dia bertekad membuktikan bahwa Bajo mampu lolos di Pilkada Solo. 

"Banyak diberitakan Gibran-Teguh nanti melawan kotak kosong. Saya rasa belumlah, karena belum final. Tapi wajar. Kami wong cilik dipandang sebelah mata. Kami memang bukan siapa-siapa," ujar cawali pada pasangan Bajo ini, Selasa, 22 Juli 2020. 

Bagyo mengakui syarat dukungan Bajo belum mencapai jumlah minimal 35.870 suara berdasarkan hasil verifikasi faktual. Tapi Tim Pemenangan Bajo sudah menyiapkan 21.000 suara tambahan untuk masa perbaikan. 

"Ini sudah ada 21.000 suara tambahan untuk perbaikan. Kurangnya 14.000 lebih. Artinya memang sudah dipersiapkan sebelumnya. Sejak jauh-jauh hari sudah dipersiapkan untuk masa perbaikan," urai Bagyo. 

Dia pun memohon doa restu dari warga Solo agar Bajo bisa memenuhi jumlah minimal syarat dukungan sehingga bisa melenggang sebagai cawali-cawawali dari jalur perseorangan di Pilkada Solo 2020.

"Kami terus berjuang dan berjuang. Saya berharap doa dari masyarakat Solo. Biarkan mereka yang menganggap kami tidak ada, kami lemah, tidak apa-apa. Mudah-mudahanan Allah SWT memberikan jalan Bajo," kata dia.

 

Jangan Sampai Gibran Melawan Kotak Kosong

Penuturan senada disampaikan FX Supardjo yang menilai warga Solo sudah cerdas dan tak ingin demokrasi lima tahunan mati. Jangan sampai Pilkada Solo 2020 terjadi antara paslon dari PDIP melawan kotak kosong.

"Bajo akan berusaha. Saya yakin masyarakat Solo sudah pintar dan cerdas, tidak menghendaki kotak kosong. Karena bila itu terjadi berarti demokrasi mati. Kami akan berusaha agar demokrasi di Solo berjalan baik," aku dia.

Diberitakan sebelumnya, cawali-cawawali dari PDIP berpotensi tidak mendapatkan lawan tanding dari parpol. Hal itu karena parpol pemilik kursi di DPRD Solo ramai-ramai merapat ke pasangan dari PDIP.

Di sisi lain sejumlah kalangan pesemistis pasangan Bajo bisa lolos tahap verifikasi dari KPU Solo ditilik banyaknya kekurangan dukungan pada verifikasi faktual. Padahal Bajo satu-satunya calon yang berpotensi melawan PDIP.

 

Simak berita Solopos.com lainnya di sini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya