Visi Misi Bajo di Pilkada Solo 2020: Sandang, Pangan, Papan

Dengan selesainya persoalan tiga bidang itu, Bajo meyakini secara otomatis akan mengangkat kesejahteraan masyarakat Solo.

diperbarui 15 Sep 2020, 12:35 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2020, 12:35 WIB
Bajo Pasangan Independen Pilkada Solo
Calon Wali Kota Solo dari jalur independen Bagyo Wahyono sedang menandantangani berkas di Hotel Swiss Bell Inn Solo, Jumat (21/8).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Jakarta Pasangan dari jalur perseorangan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo, Bagyo Wahyono-FX Supardjo alias Bajo mempunyai visi-misi yang tidak kalah dari lawannya, Gibran Rakabuming-Teguh Prakosa. 

Visi-misi Bajo yaitu menjadikan Solo mempunyai harkat dan martabat sebagai Kota Budaya, kota santun, dan kota yang gemah ripah loh jinawi, tata titi trentem kerta raharja.

Untuk mewujudkan visi tersebut Bajo mempunyai program unggulan yang menyasar tiga bidang pokok yaitu sandang, papan, dan pangan. Bajo menilai persoalan tiga bidang itu belum terselesaikan hingga kini sejak Indonesia merdeka.

"Ungkapan itu (sandang, papan, dan pangan) sudah tidak asing bagi telinga kita. Mungkin sejak SD guru-guru kita selalu menyampaikan tentang itu. Semua itu terlihat seperti hal mudah ketika mendengarnya. Tapi kenyataannya sulit untuk menjalani kenyataan hidup yang pahit dan getir," ungkap calon wali kota Solo Bagyo saat menyampaikan visi-misi pada Pilkada Solo, Minggu, 6 September 2020. 

Dengan selesainya persoalan tiga bidang itu Bajo meyakini secara otomatis akan mengangkat kesejahteraan masyarakat Solo. Caranya dengan menjadikan Solo kota beragama, berbudaya, dan menjadi pusat kembalinya adab-adab orang timur yang adi luhung atau bernilai luhur.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Adab-Adab Timur

Adab-adab luhur orang timur tersebut seperti saling menghargai, saling mencintai, saling menghormati, bergotong royong, membina rasa sosial antarmasyarakat. Lalu menjaga rasa tabu, dan saling mempunyai rasa malu. 

"Jika tingkat toleransi yang tinggi antarmasyarakat, antaragama, antarras, masyarakat Solo akan saling menjaga satu dengan yang lain. Sehingga akan terkikis dan menghilang faham-faham antitoleransi, faham radikal, faham antipancasilais, yang membuat hancurnya moral mastarakat Kota Solo," urai Bajo.

 

Simak berita Solopos.com lainnya di sini. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya