Nasdem soal Operasi Sandi 'Ambil Alih' PKS: Siapa pun yang Ingin Menjegal Anies Jadi Capres, Tidak Akan Berhasil

Dia menegaskan, operasi Sandiaga Uno tidak akan berhasil karena partai Demokrat, Partai NasDem, dan PKS tetap solid hingga saat ini untuk mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024.

oleh Muhammad Ali diperbarui 15 Jun 2023, 17:05 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2023, 14:52 WIB
Senyum Anies Baswedan Saat Resmi Diusung Partai Nasdem Jadi Capres di Pilpres 2024
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan dalam pengumuman deklarasi Capres 2024 di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022). Partai Nasdem resmi mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) yang akan diusung pada Pilpres 2024. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai NasDem Taufik Basari atau Tobas merespons soal operasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Dikabarkan, operasi itu untuk menarik PKS terhadap dukungannya ke Anies Baswedan.

Dia mengaku, pihaknya sudah mendengar operasi tersebut. Namun, dia menyebut Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) tetap fokus dan solid dalam pencapresan Anies Baswedan.

"Tapi kita tidak ingin terlalu fokus di situ. Kita jalan saja, sejauh ini kan koalisi menunjukan kekompakan. Berarti jika pun ada upaya penjegalan, ya tidak menunjukkan hal-hal yang signifikan untuk menggangu kekompakan koalisi kita ini," kata Tobas, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/6/2023).

Dia menegaskan, operasi Sandiaga Uno tidak akan berhasil karena Partai Demokrat, Partai NasDem, dan PKS tetap solid hingga saat ini.

"Jadi kita mendengar informasi tersebut, tapi tetap kita dengan kekompakan. Kita yakin siapa pun yang ingin menjegal Mas Anies untuk menjadi capres itu mudah-mudahan tidak akan pernah berhasil,' tegasnya.

Lebih lanjut, Tobas mengatakan, hingga saat ini PKS belum pernah menyampaikan terkait godaan Sandiaga Uno. Oleh karena itu, dia menilai operasi itu tidak akan berhasil.

"Kita menganggap informasi bahwa ada penugasan khusus untuk mengganggu koalisi ini dengan cara mencoba-coba menarik PKS, ya mudah-mudahan kita berharap informasi itu adalah informasi yang sekadar menjadi diskusi warung kopi ya, dan tidak benar, atau jika pun ada gerakan-gerakan itu, harapannya tetap, mudah-mudahan tidak akan mencapai keberhasilan," ujarnya.

"Tapi kita sangat menghormati Mas Sandiaga sebagai tokoh nasional, sebagai orang yang memang punya kemampuan kredibilitas yang juga sangat baik, ya jadi pernyataan yang saya sampaikan ini bukan berarti kita membenarkan bahwa Mas Sandi sedang melakukan itu, kita hanya mendapat informasi dan ketika kita kaitkan dengan kekompakan kita di koalisi, kita merasa bahwa dia sejauh ini tidak ada pengaruh apa pun. Jika pun ada, tapi kita berharap itu tidak ada," imbuh Tobas.

 

Operasi Sandi ambil alih PKS

Seorang politikus koalisi pendukung Joko Widodo (Jokowi) juga mengakui, Sandiaga membawa misi untuk mengambil alih dukungan PKS dari Anies Baswedan.

Sumber ini membocorkan, Sandiaga membawa misi presiden. Komunikasi Sandiaga langsung dengan Habib Salim Segaf.

Menurut seorang petinggi parpol di koalisi pemerintah tersebut, PKS dikabarkan sudah mau meninggalkan Anies Baswedan. Dengan syarat, PKS jangan menjadi parpol pertama yang keluar Koalisi Perubahan.

"Tapi tolong jangan kami yang membuat Anies Baswedan enggak berangkat. Harus NasDem atau Demokrat," ujar sumber ini menirukan permintaan PKS.

Menurut sang politikus, Presiden ingin menjodohkan Sandiaga dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Membuat poros baru bersama PKS dan Golkar.

Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka.com

 

Infografis Tiket Pencapresan Anies Diminta Dijaga, Begini Respons Koalisi Perubahan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tiket Pencapresan Anies Diminta Dijaga, Begini Respons Koalisi Perubahan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya