Sirekap Terkendala Ubah Data Numerik, KPU Fokus Perbaikan

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengakui, adanya permasalahan dalam Sistem Rekapitulasi Informasi (Sirekap) dalam proses mengubah data numerik usai formulir C.Hasil diunggah.

oleh Tim News diperbarui 09 Mar 2024, 02:01 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2024, 02:01 WIB
Proses Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilu 2024 di Tingkat Kecamatan
Pada Pemilu 2024 KPU menggunakan Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik atau Sirekap untuk mempublikasikan hasil penghitungan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengakui, adanya permasalahan dalam Sistem Rekapitulasi Informasi (Sirekap) dalam proses mengubah data numerik usai formulir C.Hasil diunggah.

Hal ini disampaikan Anggota KPU RI, August Mellaz di Kantor KPU RI, Jakarta, Jumat (8/3/2024).

"Itu sejak awal, jadi tanggal 15 Februari sampai 18 Februari kalau teman-teman perhatikan, itu kan sempat berhenti Sirekap ketika suplai data masuk itu hampir 20 persen setiap hari, 66,6 persen," kata Mellaz.

"Tapi begitu data masuk mengubahnya jadi masalah. Jadi, bukan kemudian unggahannya yang masalah, tapi mengubahnya yang jadi masalah," sambungnya.

Hingga saat ini, KPU sedang fokus dalam memerhatikan dokumen yang diunggah ke dalam Sirekap. Karena, jika ada dokumen yang masih belum sesuai bakal langsung dilakukan perbaikan oleh pihaknya.

Selain itu, Mellaz meminta kepada semua peserta Pemilu 2024 dan juga masyarakat untuk memperhatikan proses rekapitulasi berjenjang yang tengah saat ini tengah berjalan.

"Karena itulah yang kemudian jadi basis," jelas dia.

 

KPU Jawab Mahfud MD

KPU memberikan tanggapan terhadap pernyataan Cawapres nomor urut 03, Mahfud MD, yang mengakui mendengar isu bahwa perolehan suaranya bersama Ganjar akan dibatasi di bawah 17 persen sejak sebelum hari pemungutan suara Pemilu 2024.

"Saya ingin menyampaikan secara umum bahwa KPU tidak pernah kemudian, katakanlah mematok suara Si A, si B, si C, dan seterusnya, partai ini partai itu, sekian sejak awal, itu enggak ada," kata Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari kepada wartawan di Kantor KPU RI, Jakarta, Jumat (8/3/2024).

Ia menegaskan, KPU sebagai lembaga penyelenggara Pemilu tidak ada istilah pihaknya mengunci berapa persen terhadap salah satu paslon atau partai.

"Jadi perolehan suara baik berupa suara kalau dikonversi jadi presentase itu adalah semuanya berasal dari perhitungan suara secara berjenjang dari TPS. Kalau ada informasi, pernyataan, atau kabar seperti itu, KPU membantah ya," tegasnya.

 

Pengakuan

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, ada algoritma yang sengaja digunakan untuk menghalangi perolehan suara Capres-Cawapres nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024. Oleh karenanya, suara Ganjar-Mahfud hanya bisa menembus maksimal 17 persen.

Hal itu disebutnya diketahui setelah berbicara dengan sejumlah pakar teknologi informasi. Namun, Hasto tidak menyebut siapa dan dari mana pakar tersebut.

"Misalnya dimasukkannya suatu algoritma untuk nge-lock perolehan Pak Ganjar itu hanya maksimum 17 persen," kata Hasto di FISIP UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (7/3/2024).

Hal senada juga disampaikan, Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 03 Mahfud MD mengaku, sudah mendengar isu yang menyebut perolehan suara dirinya dengan Ganjar Pranowo bakal dikunci di bawah 17 persen sejak sebelum hari pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Ya biar diolah oleh masyarakat lah ya, itu kan sudah lama. Wong sebelum Pemilu kan sudah ada, sebelum pemungutan suara isu itu sudah ada," kata Mahfud Md di kawasan Pasar Baru, Jakarta, Jumat (8/3/2024).

 

Reporter: Nur Habibie/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya