Survei: Perindo-PSI Berpeluang Lolos ke DPR

Dari hasil survei Y-Publica 10-20 Oktober 2018, elektabilitas Perindo sebesar 2,5 persen sedangkan PSI berada di kisaran angka 1,6 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Nov 2018, 18:24 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2018, 18:24 WIB
Partai Perindo Daftarkan 575 Bakal Caleg ke KPU
Ketum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo memberikan keterangan kepada awak media usai mendaftarkan bakal caleg ke KPU, Jakarta, Selasa (17/7). Perindo mendaftarkan sekitar 575 bakal calon legislatif untuk 80 dapil ke KPU. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif survei Y-Publica Rudi Hartono menyebut dua partai baru yang berpeluang menembus ambang batas parlemen 4 persen. Dua partai yang akan masuk ke DPR RI tersebut adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

Dari hasil survei Y-Publica 10-20 Oktober 2018, elektabilitas Perindo sebesar 2,5 persen sedangkan PSI berada di kisaran angka 1,6 persen. Sementara, Partai Bulan Bintang (PBB) mendapat angka 1,1 persen, Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) 0,9 persen, Partai Berkarya 0,6 persen dan Partai Garuda hanya 0,5 persen.

"Dengan mempertimbangkan angka simpang survei sebesar 2,98 persen, hanya Perindo dan PSI dari partai baru yang berpeluang lolos ke Senayan," kata Rudi di Bakoel Coffee, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (5/11/2018).

Meski demikian, elektabilitas Perindo cenderung menurun dari survei sebelumnya yakni 3,1 persen pada Mei 2018. Lalu 2,9 persen di Agustus 2018 hingga menurun jadi 2,5 persen pada survei terakhir.

Menurut Rudi, turunnya elektabilitas Perindo disebabkan strategi kampanye yang monoton dan hanya jor joran beriklan di televisi. Partai besutan Harry Tanoesoedibjo tersebut juga tidak punya gebrakan politik.

"Publik menunggu gebrakan politik dari partai partai baru ini yang membedakannya dengan partai lama," ucapnya.

Berbeda dengan PSI yang elektabilitasnya tipis namun cenderung naik. Rudi mengatakan, pada Mei 2018 elektabilitas PSI sebesar 1,3 persen, lalu naik 1,5 persen pada Agustus 2018. Terakhir, elektabilitasnya turun menjadi 1,6 persen.

Gebrakan PSI

Rudi menerangkan, dalam rentang waktu tersebut, PSI sering membuat gebrakan politik baru yang menarik perhatian publik. Ini membuat elektabilitas partai pimpinan Grace Natalie itu naik.

"Misalnya, aksi bersih-bersih DPR oleh PSI, di tengah serangkaian operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK," katanya.

Rudi menambahkan, gebrakan politik PSI yang mengusung politik anti korupsi sejalan dengan keinginan publik. Ini sesuai dengan pertimbangan publik dalam memilih partai politik pada survei Y-Publica dengan pilihan Bersih sebesar 27,8 persen.

 

Reporter: M Genantan

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya