Hadirkan Keunikan Furnitur Jepara di Rumah Anda

Furnitur kayu Jepara adalah kekayaan bangsa yang bisa menjadi aset jangka panjang. Penasaran?

oleh Kantrimaharani diperbarui 24 Mei 2016, 13:00 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2016, 13:00 WIB
Keunikan Furnitur Jepara di Dalam Rumah Anda
Furnitur kayu Jepara adalah kekayaan bangsa yang bisa menjadi aset jangka panjang. Penasaran?

Liputan6.com, Jakarta Kota Jepara di Jawa Tengah terkenal dengan kerajinan furniturnya. Tak hanya tersohor di Tanah Air, furnitur dari Jepara ini juga laris manis diekspor ke Asia maupun Eropa.

Kualitas furnitur dari Jepara bahkan mendorong investor dari Jerman, Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang menanamkan investasi mereka di kota kelahiran pahlawan wanita R.A Kartini ini.

Furnitur kayu asal Jepara senantiasa mempertahankan konsep tradisional Jawa nan klasik, mulai dari ranjang, lemari, bufet, set sofa dan coffee table, hingga bagian lain seperti plafon, gazebo, bahkan aquarium.

“Secara model, furnitur kayu Jepara tidak bisa disamakan dengan furnitur kayu dari daerah lain. Di Jepara lebih identik dengan ukiran yang rumit. Jika orang yang mengerti dan jeli, biasanya mereka akan paham dengan sendirinya,” tutur Mupihin.

Selain indah, ternyata furnitur kayu Jepara juga bisa menjadi investasi yang menggiurkan. Semakin lama, harga jual furnitur ini akan tinggi. Ini tak lepas dari bahan furnitur yang berkualitas.

Ceiling atau plafon yang menggunakan material Kayu Jepara (sumber: perabotjepara.com)

Mupihin, pemilik Perabot Jati Mebel Jepara menuturkan, furnitur berbahan dari kayu Jepara bisa menjadi investasi jangka panjang hingga puluhan tahun. Ia juga menambahkan, furnitur yang berusia lama sekitar 80 tahun, bisa dijual dengan harga harga minimal Rp50 juta.

“Setidaknya ada dua jenis bahan yang digunakan, yakni kayu jati dan mahoni. Kayu jati memiliki karakter warna yang lebih natural, sedangkan kayu mahoni memiliki karakteristik warna putih buku,” ujar Mupihin, dikutip dari laman Rumah.com, Selasa (24/5/2016).

“Kayu jati lebih kuat dibandingkan mahoni, namun kayu mahonilah yang kerap diminati pasar internasional,” ia menambahkan.

Kayu jati sendiri memiliki tiga tipe yakni kayu jati kampung, standar, dan nomor 1. Tipe kayu jati berkualitas baik adalah tipe nomor 1.

“Tipe nomor 1 adalah model wood Perhutani. Dimana harga untuk per-kubik sebesar Rp8 juta, bahkan bisa lebih dari itu. Untuk tipe kayu perhutani jenis “lepas putih” bisa mencapai Rp12 juta per kubik.”

“Selain dari kualitas kayu, diameter pohon juga mempengaruhi tingginya harga kayu Jepara. Diameter kayu yang bagus pada umumnya berkisar 25cm – 30cm,” jelas Mupihin.

Tempat tidur anak yang menggunakan material kayu jati (sumber: perabotjepara.com)
Tempat tidur anak yang menggunakan material kayu jati (sumber: perabotjepara.com)

Harga furnitur kayu Jepara juga bergantung pada tingkat kerumitan ukiran dan finishing-nya. Semakin tebal, rumit, dan tahan lama maka harganya pun akan tinggi.

Untuk lemari tiga pintu berbahan kayu Jati dengan model minimalis (tanpa ukiran) dibanderol sebesar Rp5 juta – Rp6 juta. Apabila furnitur tersebut diukir, harganya bisa mencapai Rp6,5 juta – Rp7,6 juta.

Sedangkan kayu Mahoni dengan finishing natural harganya bisa setengah lebih murah dari kayu jati. Namun, bila dilakukan finishing duco dan berukir bisa mencapai Rp7 juta – Rp8 juta.

Seiring maraknya peminat furnitur kayu Jepara, penjualan pun tidak lagi berada di Kota Jepara. Tetapi sudah merambah ke berbagai wilayah di Indonesia.

Harga furnitur kayu Jepara memang relatif tinggi, namun untuk investasi, perawatannya terbilang mudah. Hanya menggunakan lap kain dan air, furnitur ini akan kembali terlihat baik. Selain itu, juga kayu jepara ini pada umumnya sudah dilapisi finishing anti rayap yang membuatnya kian awet dimakan waktu.

Tempat aquariun ini terbuat dari furnitur kayu jepara, dengan model minimalis tanpa ukiran (sumber: perabotjepara.com).

Feature picture: perabotjepara.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya