Strategi Menjual Properti ala Broker di Bulan Puasa

Simak metode jitu yang diterapkan para agen properti profesional untuk memaksimalkan kinerja di bulan puasa tahun ini.

oleh Fathia Azkia diperbarui 14 Jun 2016, 05:13 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2016, 05:13 WIB
Strategi Menjual Properti ala Broker di Bulan Puasa
Simak metode jitu yang diterapkan para agen properti profesional untuk memaksimalkan kinerja di bulan puasa tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta Sudah bukan rahasia umum lagi bila para agen atau broker properti menganggap bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri merupakan musim di mana penjualan properti melemah.

Memang, jika dicermati, pada bulan ini umat muslim di Indonesia cenderung lebih fokus kepada kebutuhan konsumtif jelang Ramadhan. Umumnya meliputi belanja bahan pokok untuk sahur dan berbuka puasa, membeli pakaian baru, hingga membeli aneka kue kering.

Selain itu juga untuk menyiapkan ‘tradisi salam tempel’ kepada sanak saudara dan tetangga di berbagai daerah di Tanah Air. Sudah pasti, untuk bisa melaksanakan tradisi ini ada bujet cukup besar yang harus dipersiapkan.

Mengingat adanya fakta ini, alokasi THR (Tunjangan Hari Raya) pun akan lebih diutamakan untuk bisa menyemarakkan lebaran. Akibatnya, niat beli rumah ditunda.

Meski demikian, menurut Ahmad selaku agen sekaligus Property Owner dan Omar Noviardi, Pemilik dan Principle dari Oris Property, bulan Ramadhan seharusnya tidak menjadi penghalang untuk terus meraih target.

“Situasinya memang tidak terelakkan dan fakta melemah benar adanya. Tapi sebagai agen profesional Anda tidak boleh lepas dari strategi. Justru harus lebih meningkatkan awareness diri sendiri. Ya, salah satunya dengan menggencarkan iklan melalui featured listing,” ujar Ahmad.

Featured listing merupakan salah satu sarana yang mampu meningkatkan exposure para agen, sehingga listing yang dipilih akan ditempatkan di posisi teratas halaman utama pencarian properti. Anda bisa menemukan ‘fitur keren’ ini di berbagai situs pencarian properti seperti Rumah.com.

“Sebenarnya lemah dalam artian ini adalah karena sejumlah pencari properti yang potensial, masih tertahan karena alasan tertentu. Bisa jadi penyebabnya karena belum berbincang lebih lanjut dengan keluarga, atau masih terkendala kurangnya dana sehingga menunggu uang THR,” imbuhnya.

“Maka dari itu, selaku agen diperlukan kepandaian khusus yang bisa menggaet hati pembeli potensial ini, agar tidak pindah ke lain hati saat ia punya uang. Mentraktirnya buka puasa bersama itu boleh jadi taktik jitu, lho!” Ahmad menuturkan.

Kepada Rumah.com, Ahmad membeberkan sejumlah jurus promosi yang ia tawarkan, agar performa penjualan saat puasa bisa dituai pasca lebaran.

“Di tahun ini, saya memberi hadiah cuma-cuma mulai dari smartphone gratis, menginap 2 hari 1 malam di hotel bintang lima plus makan malam, serta dua tiket PP Jakarta-Bali gratis. Hadiah ini saya beri kepada konsumen yang berkomitmen akan melunasi DP (uang muka) di H-7 lebaran,” ia mengakhiri.

Tajamkan mindset

Di lain sisi, Omar Noviardi justru membeberkan bukti nyata bahwa Ramadhan selalu membawa berkah bagi agen properti.

“Pengalaman Saya selama menjadi agen, puasa malah banyak mendatangkan pembeli tak terduga. Negosiasi pun lebih lunak, contohnya kemarin di Kemang, rumah yang semula dijual Rp25 juta per meter persegi bisa ditawar sampai Rp18 juta,” ungkap Omar.

“Faktor mudahnya proses negosiasi ini bisa jadi karena pembeli ingin punya rumah sebelum lebaran, dan penjual ingin rumahnya segera laku sebelum lebaran. Jadi win-win solution lah,” tambahnya.

Menurut Omar, aspek penting yang perlu diemban para agen properti adalah mindset. Jangan jadikan bulan puasa sebagai alasan untuk berpikir pesimis dan menurunkan semangat untuk beriklan secara efektif.

“Intinya, mau di bulan apapun properti itu tetap bisa laris kok, asal Anda tahu strateginya. Bahkan di hari libur lebaran saja, Saya pernah mendapat panggilan dari calon pembeli yang ingin survey rumah,” Omar menegaskan.

Berbeda dengan metode yang diterapkan Ahmad, Omar lebih menekankan sisi attention untuk menggaet calon pembeli yang dianggap potensial. Contohnya, mengirimkan pesan atau ucapan selamat berpuasa atau selamat berbuka puasa.

“Saya rasa dengan cara itu, relasi bisa terjalin dengan baik sekaligus meningkatkan profesionalitas Anda di mata klien,” tandas Omar.

Foto: Pixabay

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya