Liputan6.com, Padang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat memperkirakan kerugian banjir yang melanda empat kota dan kabupaten di Sumbar mencapai Rp 50,4 miliar. Sementara itu, jumlah masyarakat terdampak bencana sekitar 87 ribu.
"Ini masih perhitungan kasar," kata Kepala BPBD Sumbar Zulfiatno di Padang, dilansir Antara, Kamis (24/3/2016).
Perincian kerugian materiil itu adalah kerugian Kota Padang diperkirakan mencapai Rp 25 miliar, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman sekitar Rp 25 miliar, serta Kabupaten Agam sekitar Rp 400 juta.
Kerugian itu, menurut Zulfiatno, termasuk harta benda masyarakat terdampak dan kerugian akibat rusaknya infrastruktur seperti putusnya jembatan di Pasie Nan Tigo, Koto Tangah Padang, rusaknya jalur rel kereta api, dan terputusnya jalan di Padang Pariaman.
Sementara itu, untuk membantu air bersih dan membersihkan pemukiman warga dari sisa banjir, BPBD Sumbar telah menarik dua unit mobil tanki yang sebelumnya membantu masyarakat terdampak banjir di Pasaman.
Baca Juga
"Mobil tanki itu satu milik BPBD Sumbar, satu milik Pemkab Pesisir Selatan. Kita tarik keduanya ke Padang untuk membantu warga," jelas Zulfiatno.
Ia mengatakan banjir yang melanda empat kabupaten/kota, Selasa, 22 Maret 2016, merupakan banjir luapan. Dampaknya hanya merendam pemukiman warga sehingga tidak berdampak lebih parah.
Ia berpendapat banjir luapan tersebut disebabkan banyak hal. Tidak hanya tingginya intensitas hujan, tapi juga makin berkurangnya daerah serapan. Ada pula kondisi drainase dan gorong-gorong yang kurang diperhatikan.
"Kontribusi masyarakat juga besar dalam penyebab banjir. Kepedulian masyarakat terhadap kebersihan drainase sudah sangat berkurang, tapi yang kemarin itu sudah ditambah dengan naiknya air permukaan laut karena pasang sehingga air dari sungai tidak dapat mengalir ke laut," kata Zulfiatno.