Liputan6.com, Bengkulu - Banjir merendam sedikitnya 14 desa di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu terendam seiring meluapnya aliran Sungai Tungkai dan Sungai Sindur.
Ketinggian air mencapai 2 meter itu dipicu tingginya curah hujan yang turun di hampir seluruh wilayah dalam Provinsi Bengkulu selama dua hari terakhir. Aliran air juga terhalang tingginya air laut di hilir sungai yang menyebabkan terhambatnya saluran sungai menuju laut.
Kepala Bidang Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Seluma Mulyadi menyebutkan 14 desa yang terendam banjir tersebut adalah Padang Kuas, Jenggalu, Cahaya Negeri, Pasar Ngalam, Lawang Agung, Sakaian, Lunjuk, Talang Tinggi, Pasar Seluma, Simpang Tiga, Padang pelasan, Talang Tinggi, Pagar Agung dan Gunung Agung.
"Data sementara, sebanyak 217 rumah mengalami rusak ringan dan rusak berat," ujar Mulyadi di Bengkulu, Senin (30/5/2016).
Banjir juga sempat mengakibatkan Jalan lintas Barat Sumatera lumpuh total. Terjadi antrian sepanjang 3 kilometer dari dua arah berlawanan di Desa Padang Pelasan dan Desa Gunung Agung. Air setinggi pinggang orang dewasa membuat para pengguna jalan tidak berani menerobos genangan air.
"Saat ini genangan mulai berangsur surut kondisi lumpuh total hanya terjadi selama enam jam, saat ini kami menggunakan sistem buka tutup untuk mengurai kemacetan," kata Mulyadi.
Gelombang Hantam Aceh
Puluhan masyarakat di Desa Pasir, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengungsi akibat rumahnya dihempas gelombang dan terendam oleh banjir pasang air laut.
Baca Juga
Kepala Desa Pasir, Romi, mengatakan bahwa kondisi rendaman banjir akibat pasang air laut tersebut telah berlangsung dua pekan terakhir. Namun pada Senin dini hari warga terpaksa mengungsi karena rumahnya sudah dihempas gelombang pasang.
"Satu unit rumah tadi malam rusak dihempas gelombang dan ada sekitar 40 unit rumah lain direndam air gelombang pasang air laut hari ini. Sebagian warga sudah mengungsi dan sudah kita anjurkan semua warga untuk mengungsi," kata Romi dilansir Antara.
Masyarakat korban gelombang pasang purnama dibantu Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Aceh Barat bersama-sama membangun kembali dinding tanggul yang sudah jebol dihempas gelombang setinggi 2 meter.
Penanganan darurat dilakukan dengan memasang kembali gorong-gorong sumur semen pada titik-titik tanggul yang telah jebol, kemudian diisi dengan pasir pantai untuk meminimalisasi air gelombang semakin tinggi di permukiman warga.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada korban jiwa dalam bencana alam ini. Namun, rumah mereka yang sudah dihempas gelombang pasang dan tertimbun pasir sudah tidak layak ditempati lagi.
Sebagian perabotan rumah masyarakat yang berhasil diselamatkan dibawa ke tempat pengungsian sementara seperti pada kantor balai desa, rumah tetangga dan pada tempat terbuka yang sedikit jauh dari sampainya gelombang pasang itu.
Romi menyebutkan, masyarakat tetap berharap pemerintah segera membangun tebing pengaman pantai terbuat dari pasak bumi, karena kondisi cuaca ekstrem selama perubahan cuaca ini semakin memicu kepanikan warga yang tinggal dekat pantai.
"Kami tetap berharap dipasang tangul pasak bumi, hanya itu yang bisa mengamankan pemukiman warga dari gelombang laut. Kejadian seperti ini berulang pada saat pergantian musim," kata Romi.
Selain itu, kejadian serupa juga dialami Desa Suak Indra Puri, Kecamatan Johan Pahlawan, sejumlah rumah di kawasan itu juga terendam dan badan jalan sudah tertimbun pasir yang diseret bersama gelombang pasang ke jalan lintas desa.
Rendaman pasang air laut juga terjadi di Desa Pasar Aceh, dimana ruas badan jalan sempat direndam banjir rob dalam beberapa waktu singkat, meskipun belum berdampak terhadap warga sekitar harus mengungsi seperti masyarakat Desa Pasir.