Liputan6.com, Jayapura - Maskapai Assosiation Mission Aviation (AMA) mengklaim pesawat yang jatuh di daerah Lolat, Kabupaten Yahukimo, Papua, pagi tadi adalah pesawat baru yang dibuat pada 2014.
Pesawat itu baru diterima AMA pada Maret 2016 di Sentani, Kabupaten Jayapura. Jam terbang burung besi itu pun tercatat masih 53 jam.
Direktur AMA Jayapura Djarot Soetanto menuturkan, pesawat jenis Cesna 208 B Grand Caravan EE itu terbang dari Wamena pukul 07.39 WIT dan hendak mendarat di Lolat, Kabupaten Tolikara, pada pukul 07.58 WIT.
Di perjalanan, pesawat jatuh dan menabrak tiga rumah tradisional honai serta satu bangunan distrik berdinding papan dan beratapkan seng.
"Bangunan itu terletak di samping bandara. Tiga warga, dua penumpang dan satu pilot terluka," kata Djarot di Jayapura, Papua, Selasa (14/6/2016).
Baca Juga
Kedua penumpang tersebut bernama Arifin (20) dan Tarau (50), sedangkan tiga warga setempat terdiri dari Niko Suhun (19), Yus Silak (20) dan Eret Kobak (15).
Advertisement
Djarot mengatakan, Eret Kobak mengalami luka di kepala dan dievakuasi ke Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura. Begitu juga sang pilot juga dirawat jalan di rumah sakit itu. Sementara, empat orang lainnya masih dirawat di RSUD Wamena.
Baca Juga
Djarot menuturkan, pesawat itu terbang dengan tujuan Lolat membawa bahan bangunan seberat 1.190 kg dari batas maksimal angkutan 1.350 kg. "Saat landing, cuaca juga cerah, terbuka, dan ada matahari. Kami tak bisa menerka penyebab jatuhnya pesawat ini. Nanti tim KNKT akan menyampaikannya," ucap Djarot.
Pagi tadi, kecelakaan pesawat Caravan AMA PK - RKC terjadi di Lolat, Kabupaten Yahukimo. Pesawat diterbangkan pilot berkebangsaan Amerika Serikat, Brian Forest Pottinger (48).