Di Bengkel Ini 11 Lokomotif Baru Siap Gantikan Lok Tua

Sebelas lokomotif baru ini adalah bagian terakhir dari pembelian 150 unit lokomotif dengan jenis yang sama.

oleh Yanuar H diperbarui 25 Jul 2016, 15:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2016, 15:00 WIB
Kereta Api
PT KAI mulai merakit 11 lokomotif baru di Balai Yasa, Yogyakarta. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Yogyakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mulai merakit 11 lokomotif baru di Balai Yasa, Yogyakarta. Selain itu, Yogyakarta juga kedatangan 11 bogie (sistem kesatuan roda pada Kereta Api) hasil rakitan PT INKA Madiun yang tiba secara bertahap sejak Rabu 20 Juli pekan lalu.

Manager Quality Control Balai Yasa Yogyakarta Entang Sutrisna menjelaskan, 11 lokomotif ini termasuk jenis CC 206 dari General Electric Amerika Serikat. Menurut Entang, saat ini PT KAI memiliki lokomotif jenis tersebut sebanyak 150 unit. Sebelas lokomotif baru ini adalah bagian terakhir dari pembelian 150 unit lokomotif dengan jenis yang sama.

"Tahun 2013 itu kita beli 100 lok, kemarin datang lagi. Sebelumnya tahun 2015 dan tahun ini 50 lok. Sebelas (lokomotif) datangnya belakangan," ucap Entang di Balai Yasa," ucap Entang kepada Liputan6.com yang ditulis, Senin (25/7/2016).

Entang mengatakan pula, 39 lokomotif sudah dikirim ke Sumatera pada tahun 2015 lalu. Sementara, 11 lokomotif baru ini nantinya akan digunakan untuk wilayah Jawa. Lokomotif ini nantinya akan digunakan untuk kereta api barang maupun penumpang.

"Sudah beroperasi 39 itu tahun 2015, semua kereta bisa, barang bisa. Seratus lok dulu, untuk di Jawa 50, 39 di Sumatera, dan 11 di Jawa. Untuk kereta api barang dan penumpang kalau penumpang untuk KA eksekutif," ujar dia.

Lebih lanjut Entang mengatakan, lokomotif baru ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan lokomotif lama atau jenis lainnya. Salah satu kelebihan dari lokomotif baru ini sudah terkomputerisasi, sehingga seluruh data dan sistem akan terekam dalam suatu alat.

11 Bogie (sistem kesatuan roda pada kereta api) hasil rakitan PT INKA Madiun tiba di Yogyakarta. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

"Ada beberapa nama seperti BSS atau BCCA atau BCA, tapi fungsinya sama itu alat kontrol yang mengolah itu otaknyalah di situ. Jadi semacam black box juga itu. Semua alat pakai sensor," Entang menambahkan.

"Jadi sesuatu terjadi termonitor di layar dan diketahui lebih awal. Sistem pelumasan sistem udara jadi sensornya melaporkan ke BSS atau BCCA," ia memaparkan.

Selain itu, Entang mengatakan lokomotif ini juga memiliki tenaga yang lebih besar dibandingkan lokomotif jenis lainnya. Lokomotif ini memiliki tenaga 2.250 horse power (HP) atau tenaga kuda.

Sementara jenis sebelumnya memiliki tenaga sebesar 2.050 HP. Dengan tenaga yang besar inilah, menurut dia, nantinya lokomotif ini akan menggantikan lokomotif yang sudah tua di atas 30 tahun.

"Tenaga lebih besar, maka daya tarik lebih besar. Bahkan sampai rangkaiannya 16 dia mampu. Lama tetap dipakai ini ditambahi karena loknya masih butuh. Lok yang di atas 30 tahun akan digantikan. Paling lama 30 tahun. Lama kan belum komputerisasi yang ini sudah," ujar salah satu pejabat di Balai Yasa Yogyakarta tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya