Penyebab Warga Lumbis Ogong Lebih Mudah Dapat KTP Malaysia

Sebanyak 85 persen warga Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memiliki KTP Malaysia.

oleh Abelda RN diperbarui 08 Agu 2016, 16:02 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2016, 16:02 WIB
Penyebab Warga Lumbis Ogong Lebih Mudah Dapat KTP Malaysia
Sebanyak 85 persen warga Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memiliki KTP Malaysia. (Liputan6.com/Abelda Gunawan)

Liputan6.com, Balikpapan – Anggota Komisi II DPR RI, Hetifah Sjarifudian kaget saat meninjau lokasi perbatasan Indonesia – Malaysia di Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Perjalanan menuju kawasan itu dari ibu kota Kabupaten Nunukan membutuhkan waktu tempuh hingga 10 jam perjalanan laut dan darat.

"Jauh sekali dan melelahkan, butuh waktu hingga 10 jam dari Nunukan menuju Lumbis Ogong," kata Hetifah, Senin (8/8/2016).

Hetifah mengatakan Lumbis Ogong merupakan kecamatan di Nunukan yang berbatasan langsung dengan Sabah, Malaysia. Perjalanan harus ditempuh dari penerbangan Balikpapan – Tarakan hingga Nunukan.

"Setelah dari Pulau Nunukan, dilanjutkan dengan perjalanan menumpang kapal long boat dan perjalanan darat selama 10 jam menuju Lumbis Ogong," ujar dia.

Hetifah menyebutkan kondisi sarana prasarana umum bagi kecamatan seluas 154 ribu hektare yang dihuni ratusan jiwa penduduk perbatasan sangat minim. Kondisi tersebut membuat penduduk perbatasan sangat tergantung dengan negara tetangga Malaysia.

"Mereka mendapatkan suplai kebutuhan dengan berniaga di Malaysia," papar dia.

Menurut dia pemerintah sebenarnya sudah mengalokasikan anggaran triliun rupiah untuk pembangunan seluruh kawasan perbatasan Indonesia. Pada 2016 ini saja ada alokasi bagi kawasan perbatasan sebesar Rp 180 miliar tersebar di sejumlah kementerian terkait.

"Masing-masing kementerian membuat program yang akhirnya susah untuk dikontrol pelaksanaannya. Akhirnya hanya untuk koordinasi antar-lembaga saja," ucap dia.

Hetifah mengharapkan nantinya dana perbatasan sepenuhnya dikelola Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP). Badan ini nantinya yang diminta untuk mengeksekusi permasalahan kebutuhan mendasar yang dialami masyarakat perbatasan di Indonesia.

"Permasalahan konektivitas di antara tempat perbatasan dengan lokasi lainnya. Contohnya di sini ini, membutuhkan waktu tempuh seharian untuk pergi ke Nunukan," ujar Hetifah.

Lumbis Ogong menjadi kawasan perbatasan yang berhadapan langsung dengan Sabah, Malaysia. Perbatasan Indonesia – Malaysia hanya butuh waktu 15 menit jalan kaki. Sejam setelahnya, warga akan mendapati jalan tol menghubungkan Pensiangan, Sapulut, Matiku, Nabawan hingga Keningau, Sabah, Malaysia.

Mayoritas warga Lumbis Ogong mengantongi KTP Malaysia yang memungkinkan mereka beraktivitas serta mendapatkan hak-hak layaknya warga negara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya