Tak Terima Anak Ditegur, Orangtua Pukul Guru di Makassar

Cerita ini bermula kala guru mata pelajaran arsitek SMKN 2 Makassar, Dahrul (52), sedang mengajar.

oleh Eka Hakim diperbarui 11 Agu 2016, 09:41 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2016, 09:41 WIB
orangtua aniaya guru
(Eka Hakim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Makassar - Orangtua murid di Makassar, Sulawesi Selatan, diduga tega menganiaya seorang guru di SMKN 2 Makassar. Penganiayaan ini dipicu lantaran sang orangtua tak terima anaknya ditegur oleh guru. Sang guru menegur anak didiknya saat bermain di tengah kegiatan belajar-mengajar.

Cerita ini bermula kala guru mata pelajaran arsitek SMKN 2 Makassar, Dahrul (52), sedang mengajar. Namun saat proses belajar berlangsung, siswa bernama Muh Alif Sahdan bermain dan tak menggubris mata pelajaran yang diajarkan.

Dahrul menegur Alif dengan menepuk pundaknya. Namun, Alif tak terima dan menelepon bapaknya, Adnan Achmad.

"Menurut informasi dari beberapa guru, anak ini ditegur karena dia sering tak mengerjakan pekerjaan rumah dan alat peraga berupa mistar. Setelah itu anak ini tak terima. Dia langsung ke luar ruangan, lalu masuk lagi ke ruangan, mondar-mandir," kata Kepala Sekolah SMKN 2 Makassar Chaidir Madja, Rabu, 10 Agustus 2016.

"Ditegur lagi sama guru, 'kenapa mondar-mandir?' Lalu si anak berkata jorok pada gurunya. Sang guru lalu memukul spontan di bahu," ujar dia.

Dahlan, guru SMKN 2 Makassar. (Eka Hakim/Liputan6.com)

Selang beberapa menit, tutur Chaidir, Adnan datang ke sekolah dan menemui anaknya, Alif. Keduanya pun hendak menemui Wakil Kepala Sekolah SMKN 2 Makassar untuk meminta pertanggungjawaban atas perlakuan Dahrul.

Di tengah jalan hendak menemui Wakil Kepala Sekolah SMKN 2 Makassar, keduanya lalu berpapasan dengan Dahrul. Alif memberitahu bapaknya jika guru yang berpapasan itu adalah yang menepuk pundaknya.

Adnan, kata dia, lalu menghentikan Dahrul dan menanyakan alasannya kenapa memukul anaknya tadi. Tak terima alasan Dahrul, Adnan spontan meninju wajah sang guru hingga menderita luka pada hidungnya dan mengeluarkan darah.

Hal ini diakui oleh Adnan. "Kebetulan saya juga kan media, jadi datang tanya kenapa ada kejadian seperti itu, anak saya dipukul sama gurunya," kata Adnan yang mengaku sebagai wartawan tabloid bulanan saat diamankan Polsek Tamalate, Makassar, Sulsel.

Menurut pria berusia 43 tahun itu, pemukulan yang dilakukannya tersebut hanyalah gerakan refleks karena tidak mampu mengontrol emosinya.

"Saya mau ketemu wakasek, tapi tiba-tiba berpapasan sama gurunya dan saya bertanya, tapi jawabannya justru menantang saya sehingga refleks saya tampar guru tersebut," ujar dia.

"Jujur refleks saya hanya tampar satu kali," ucap Adnan.

Sementara sang anak, Alif, mengaku sempat ditendang oleh Dahrul pada bagian perut, hingga dia jatuh tersungkur.

"Saya mondar-mandir cari mistar, terus guru tanya kenapa mondar-mandir. Gurunya sedikit marah, lalu ditendang perutnya sampai jatuh ke lantai," kata Alif.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya