Liputan6.com, Palopo - Hujan dengan intensitas tinggi selama tiga hari terakhir disertai banjir pasang air laut atau rob, mengakibatkan lima kelurahan di Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, terendam.
Sejauh ini ada 1.000 rumah warga Palopo terendam banjir, sehingga memaksa 1.000 kepala keluarga mengungsi. Banjir juga merusak 150 hektare (ha) tambak rumput laut dan ikan bandeng milik warga. Sebanyak 70 ha sawah siap panen pun terancam puso lantaran banjir.
"Hujan terus terjadi dalam tiga hari ini mengakibatkan air sungai meluap," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu malam, 23 Oktober 2016.
Adapun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palopo melaporkan, lima kelurahan yang terendam banjir adalah Jaya, Maccani, Maroangin, Salubattang, dan Tompo Jaya. Daerah itu memang berdekatan dengan Sungai Salubattang dan laut.
Baca Juga
"Air sungai meluap ditambah lagi rob yang menyebabkan banjir," kata Sutopo.
Banjir mulai melanda lima kelurahan tersebut sejak Minggu dinihari. Ketinggian air mencapai 20-70 sentimeter. Banyak warga memilih mengungsi ke rumah kerabat di daerah lain yang dianggap aman.
Dalam lima tahun terakhir, kelurahan itu memang langganan banjir. Hanya saja, baru kali ini ketinggian air hampir mencapai 1 meter.
Sutopo menambahkan, pihak BPBD setempat telah mendirikan satu unit posko induk dan tiga posko pantau. "BPBD juga telah memberikan bantuan kebutuhan dasar kepada masyarakat, melakukan evakuasi, dan koordinasi dengan instansi terkait," ujar dia.
Kondisi terakhir banjir berangsur surut pada Minggu tengah malam sekitar pukul 22.46 Wita dengan ketinggian air maksimal 20 cm. "Masyarakat sudah bisa beraktivitas normal kembali, tetapi diminta tetap waspada. Cuaca Minggu malam terpantau cerah," Sutopo memungkasi.
Advertisement