Akses Pagarsih Sasaran Perdana Pembongkaran Urai Banjir Bandung

Berikutnya, Ridwan Kamil akan menyasar akses masuk hotel di Pasteur.

oleh Arya Prakasa diperbarui 15 Nov 2016, 13:32 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2016, 13:32 WIB

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Kota Bandung membongkar sejumlah bangunan penghambat aliran air yang menyebabkan banjir di beberapa titik di kawasan Jalan Pagarsih, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung. Sasaran pembongkaran pertama adalah jembatan yang melintas di atas sungai menuju pemukiman warga.

Jembatan itu dinilai terlalu tebal sehingga aliran air tidak berjalan baik ketika volume air bertambah.

"Tim ITB menemukan di Pagarsih ini ada beberapa jalan masuk yang setengah jalan air ketutup oleh beton hampir menyisakan setengah atau dua per tiganya. Mulai hari ini, sudah kita bongkar paksa dimulai pagi ini di tiga titik,‎" ucap Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Pagarsih, Kota Bandung, Selasa (15/11/2016).

‎Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, pihaknya telah memberikan surat edaran kepada warga Kota Bandung untuk mengantisipasi hal serupa. Warga diminta mengganti gorong-gorong yang menggunakan beton dengan grill besi.

"Yang akses masuk masih menggunakan beton di atas gorong-gorong, diminta dibongkar untuk digantikan dengan grill besi agar memudahkan pengecekan sampah, macetnya aliran air, atau apapun. Pembongkaran dilakukan sendiri, tetapi untuk daerah-daerah yang urgent kita lakukan dengan tim dari DBMP," tutur dia.

Selain itu, lanjut Emil, Jalan Pasteur yang juga menjadi langganan banjir disebabkan oleh hal yang sama. Menurut dia, akses jalan masuk hotel-hotel yang juga melintas di atas sungai menghambat aliran air.

"Ini jumlah banyak. Di Pasteur, pintu masuk hotel kita bongkar. ‎Menurut tim ahli, saluran-saluran air jangan ada yang menghalangi. Nah inilah contohnya (Pagarsih), jawaban supaya tidak dihalangi kita bongkar," ujar dia.

Tempat Parkir Air

Meski gorong-gorong telah diperbaiki, kata Emil, belum tentu akan cukup untuk menampung volume air yang terus bertambah. Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya berencana membuat wadah air untuk 'parkir' air sementara. Apalagi, curah hujan musim ini bertambah tiga kali lipat dari biasa.

"Jadi dia (ahli) bilang, sebagus-bagusnya wadah gorong-gorong tetap enggak akan cukup, maka air harus diparkir. Kalau diparkir, kita ada lima titik yang kita siapkan tapi butuh penganggaran. Jadi, kita sedang perencanaan," tutur dia.

Emil membantah apabila Pemerintah Kota Bandung tak melakukan sesuatu untuk mengatasi banjir. Dia mengaku, pihaknya telah berupaya untuk mengantisipasi terjadinya banjir di Kota Bandung.

"Pemkot itu sudah bikin gorong-gorong dari tahun pertama, cuma ya dari anggaran yang ada kita cicil. Jadi tidak betul kalau pemkot tidak mengerjakan sesuatu atau mempersiapkan. Namanya juga kondisi alam, curah hujannya tidak bisa diprediksi. Dan ini kan tidak hanya di Bandung, di Sukabumi tapi enggak diliput, di Sumatera, Jateng tapi enggak jadi rame kan gitu," tutur dia.

"Yang penting mah menjawab kritikan dengan bekerja, apapun masukannya terima kasih diterima, mohon maaf kami akan terus bekerja. Gitu aja," tambah Emil menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya