Mengapa Stasiun Bandung Ikut Tergenang Banjir Bandang?

Pertama kalinya dalam sejarah pengoperasian, Stasiun Bandung mengalami banjir pada Minggu, 13 November 2016.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Nov 2016, 13:00 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2016, 13:00 WIB

Liputan6.com, Bandung - Stasiun Bandung pertama kalinya dalam sejarah tergenang banjir bandang yang melanda Kota Bandung pada Minggu, 13 November 2016. Ketinggian banjir saat itu mencapai 20 cm hingga mengakibatkan sejumlah jadwal perjalanan tertunda.

Kepala Daerah Operasi II PT KA Bandung Saridal menerangkan banjir yang menimpa Stasiun Bandung itu terjadi akibat sungai di dekat jalur rel di bagian barat Stasiun Bandung meluber dan debit airnya di atas rata-rata. Hal itu disebabkan curah hujan tinggi.

Sebagai pertolongan pertama, jajaran Kadaop II telah membuat tanggul sementara dari karung yang diisi pasir di saluran air di sebelah barat stasiun. "Tanggul itu secepatnya akan dibuatkan tanggul permanen dari tembok," kata Direktur Utama PT KA Edi Sukmoro saat menginspeksi Stasiun Bandung, dilansir Antara, Rabu (16/11/2016).

Ia menyatakan pihak PT KA Daop II Bandung dan Stasiun Bandung telah melakukan prosedur operasional yang tepat saat banjir menggenangi stasiun. Sesuai standar operasional, perjalanan KA dihentikan di stasiun terdekat sembari menunggu kondisi aman untuk melintas.

"Lebih baik terlambat dari pada tidak sampai ke tujuan," kata Edi.

Edi juga memberikan beberapa arahan teknis kepada Kadaop II Bandung dan Kepala Stasiun Bandung terkait pelayanan dan penataan di Stasiun Bandung. Termasuk, mengecek beberapa saluran air di pinggir rel yang menurut dia perlu dibuat lebih dalam lagi.

"Saluran airnya cukup terawat, tapi perlu diperdalam lagi sehingga bisa menampung air lebih banyak lagi," kata dia.

Ia juga mengingatkan jajarannya untuk siap siaga dalam mengantisipasi musim penghujan dan cuaca ekstrem. Menurut dia, kesiapsiagaan antisipasi cuaca ekstrem ditangani Direktur IV PTKA dengan menyiapkan berbagai perangkat penanganan kedaruratan bencana di jalur rel.

"Di beberapa daerah terdapat kerawanan bencana seperti gerakan tanah, amblesan dan banjir, termasuk di wilayah Daop II Bandung ini. Ada 45 titik rawan," kata dia.

Ia memerintahkan agar titik rawan bencana tersebut dipantau intensif. "Bila perlu menempatkan petugas untuk mengawasi di lokasi," kata Edi.

Setelah melakukan inspeksi di Stasiun Bandung, Dirut PT KA bersama jajarannya meninjau jalur selatan Bandung - Garut - Ciawi Tasikmalaya dengan menggunakan KA luar biasa "Rail One".

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya