Liputan6.com, Yogyakarta - Baliho iklan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menuai kontroversi. Pada media promosi itu ditampilkan gambar tiga mahasiswi yang salah satunya menggunakan jilbab.
Sekelompok orang dari organisasi masyarakat (ormas) Islam mendatangi pihak kampus, meminta agar baliho itu diturunkan.
Pihak UKDW mengaku sudah merespons permintaan Forum Umat Islam (FUI) untuk menurunkan baliho tersebut. Baliho ini sebenarnya berisi penerimaan mahasiswa baru di lima titik di Yogyakarta. Namun, gambar yang dipilih menimbulkan respons negatif.
Advertisement
Rektor UKDW Yogyakarta Henry Feriadi dalam jumpa persnya di Ruang Harun UKDW memaparkan kronologi peristiwa kemarin, Rabu, 7 Desember 2016.
Baca Juga
Sekitar pukul 09.00 WIB Kantor Admisi dan Promosi UKDW didatangi dua orang perwakilan ormas Islam dan meminta baliho promosi yang berada di depan kampus diturunkan karena memuat mahasiswi berhijab sebagai simbol Islam dan pemuatannya tanpa seizin mereka.
Setelah rapat rektorat, kampus pun menuruti permintaan mereka. Pada pukul 12.15 WIB, UKDW kembali didatangi enam orang yang menyatakan diri dari FUI dan meminta tuntutan tambahan, yakni baliho UKDW di beberapa titik juga diturunkan dengan deadline 8 Desember sore.
UKDW menginformasikan bahwa baliho tersebut dipasang pihak advertising agency dan butuh waktu menurunkan, sekalipun pihak kampus sudah bersepakat menurunkan.
Peristiwa itu menjadi viral di sosial media dan sejumlah alumni menyatakan keprihatinannya.
"Kami perlu mengadakan jumpa pers ini dan mengharapkan diskusi yang ada di sosial media tidak berlanjut karena dikhawatirkan membahayakan kesatuan dan kebinnekaan," ujar Henry.
Ia mengungkapkan foto tiga perempuan dalam baliho merupakan mahasiswa UKDW dan merepresentasikan kehidupan di kampus. Jumlah mahasiswa muslim di UKDW sebesar tujuh persen dari 3.800 orang yang mengenyam pendidikan tinggi di kampus tersebut.
"Kami tidak mendiskriminasi karena bukan semangat dan jiwa UKDW," ucap dia. Selain itu, pelajaran agama di kampus pun diberikan dalam bentuk sharing. Artinya, setiap mahasiswa yang beragama sama dikelompokkan dan berdiskusi membahas hal dari sudut pandang masing-masing.
Meskipun demikian, tutur dia, UKDW tidak berencana mengadukan persoalan ini ke polisi. Ia mengaku sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dan percaya aparat keamanan lebih paham masalah ini.
Tak Bermaksud Menodai Toleransi
Koordinator Angkatan Muda FUI Yogyakarta Fuad Andreago menuturkan alasan mendatangi Kampus UKDW karena mendapat aduan dari ormas dan masyarakat soal penggunaan wanita muslimah dalam iklan penerimaan mahasiswa baru di universitas Kristen.
"Bagi masyarakat Islam dan ormas tidak sesuai tempatnya," ujar dia. Oleh karena itu, ia mengirimkan beberapa perwakilan dan menyatakan ada keberatan.
Menurut Fuad, pihak UKDW mengatakan akan mencopot baliho sampai batas waktu yang ditentukan. Saat ini, sudah tidak ada masalah.
Ia juga berencana melakukan hal yang sama ke Universitas Sanata Dharma dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Rencananya, kedua perguruan tinggi tersebut akan diberi surat pemberitahuan penurunan baliho di beberapa lokasi.
Secara pribadi Fuad mengaku tidak keberatan apabila ada mahasiswa muslim yang bersekolah di Kampus Kristen atau Katolik sepanjang perguruan tinggi tersebut mentaati UU dan memenuhi hak serta pelajaran agama.
Ia menilai, iklan menjadi masalah baru karena Universitas Kristen menggunakan simbol muslim.
"Di kampus muslim tidak pernah ada pakai simbol salib," ucap dia.
Jangan sampai, kata dia, toleransi menjadi kebablasan karena upaya menjaring mahasiswa Islam.
Ia mengungkapkan hal yang dilakukan tidak bermaksud menodai toleransi, melainkan untuk menjaga toleransi. FUI sengaja bergerak untuk menghindari ormas yang bergerak sendiri-sendiri.
Fuad menambahkan, salah satu fokus FUI adalah penanganan dakwah agama lain dan organisasi yang menaungi 120 laskar. Ormas Islam itu membuka pengaduan masyarakat terkait dakwah agama lain, kemaksiatan, dan komunisme.
Advertisement