Tetesan Air Mata Gubernur NTT bagi 7 Siswa SD Korban Penikaman

Gubernur NTT Frans Lebu Raya meminta agar kasus penikaman siswa SD itu tak dikaitkan dengan isu SARA.

oleh Ola Keda diperbarui 15 Des 2016, 15:03 WIB
Diterbitkan 15 Des 2016, 15:03 WIB
Gubernur NTT Frans Lebu Raya
Gubernur NTT Frans Lebu Raya menjenguk tujuh siswa korban penyerangan dan penikaman. (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya meminta seluruh pemangku kepentingan di daerah kepulauan itu untuk tidak membesar-besarkan tragedi penikaman siswa SD di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. Sebab, situasi saat ini dianggap sudah kondusif.

"Tidak perlu membesar-besarkan kejadian itu melalui media sosial atau sejenisnya. Apalagi mengaitkan kejadian itu dengan unsur suku, agama, ras dan antargolongan tertentu (SARA), karena akan membuat suasana yang sudah kondusif menjadi menegangkan," ucap Gubernur NTT di Kupang, Kamis (15/12/2016), seperti dilansir Antara.

Saat didampingi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah di antaranya Ketua DPRD NTT, Danrem 161/Wira Sakti Kupang, dan jajaran Muspida lainnya, Gubernur Lebu Raya menegaskan, tragedi penikaman siswa SD di Kabupaten Sabu Raijua merupakan murni kriminalitas dan bukan SARA.

"Jangan mulai mendramatisir kejadian itu melalui media massa, media sosial WhatsApp, BBM, apalagi disertai dengan foto-foto (editan sendiri) yang membuat takut para netizen atau pembaca, seolah-olah tragedi itu seperti foto yang diedar luas versi sendiri-sendiri," ujar Gubernur NTT.

Ia menambahkan, tidak ada korban jiwa dari para siswa SD, kecuali orang yang diduga pelaku yang tewas diamuk massa pascakejadian itu. Berdasarkan hasil komunikasi langsung dengan para korban di lokasi peristiwa sehari setelah kejadian, tutur Gubernur NTT, para korban yang adalah siswa-siswi SD itu sudah mulai pulih kondisinya.

"Saya meneguhkan mereka bahwa bapak/ibu tidak perlu khawatir berlebihan karena kejadian itu murni kriminalitas dan tidak ada kaitannya dengan unsur SARA. Kejadian itu dengan pelakunya tunggal dan berdiri sendiri," kata Gubernur Lebu Raya.

Pascatragedi penikaman siswa SD di Sabu Raijua, Komandan Korem 161/Wira Sakti, Brigjen TNI Heri Wiranto Gubernur NTT Frans Lebu Raya, bersama Kapolda NTT Brigjen Widyo Sunaryo tiba di lokasi kejadian, Rabu, 14 Desember 2016, sekitar pukul 11.00 Wita.

Tetesan Air Mata

Ilustrasi pisau
Ilustrasi pisau (Reuters)

Sehari usai tragedi di SDN I Seba, Gubernur Lebu Raya menjenguk tujuh siswa yang menjadi korban penyerangan dan penikaman. Di Puskesmas Seba, Gubernur NTT didampingi seluruh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah memasuki ruangan rawat inap tujuh siswa SD tersebut.

"Bagaimana keadaanmu, cepat sembuh ya," kata Gubernur kepada salah satu korban penyerangan tersebut di Puskesmas Seba, Rabu, 14 Desember 2016.

Gubernur NTT bahkan sempat meneteskan air matanya ketika melihat secara langsung kondisi ketujuh siswa SD tersebut. Ia berharap para siswa tersebut bisa segara sehat kembali dan tidak mengalami trauma, sehingga aktivitas sekolah bisa berjalan kembali.

Orang nomor satu di NTT tersebut juga memberikan motivasi kepada orangtua dari korban sekaligus memberikan penguatan agar tetap mendorong anak-anak mereka untuk sekolah. Pemerintah Provinsi NTT juga memberikan bantuan berupa uang tunai serta obat-obatan bagi puskesmas serta orangtua korban.

Gubernur menekankan kasus penyerangan tersebut adalah murni kriminalitas. "Saya tekankan ini bukan konflik SARA, ini murni kriminalitas sehingga jangan percaya adanya isu-isu yang hanya memperuncing masalah," ia menekankan.

Gubernur NTT juga meninjau lokasi penikaman siswa SDN 1 Seba di Kecamatan Sabu Barat, Sabu Raijua. Gubernur juga berkoordinasi dengan sejumlah tokoh agama setempat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya