Liputan6.com, Jakarta - Banjir yang merendam Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), sejak Rabu dinihari, 21 Desember 2016, menyebabkan ribuan rumah di lima kecamatan terendam. Namun, warga di sebagian wilayah, seperti di wilayah Raba, sudah kembali ke rumah setelah banjir setinggi 1 meter surut.
"Sedangkan, wilayah di Paruga, lokasinya tadi malam sudah bisa ditembus TNI dan Brimob untuk membagi-bagikan makanan. Daerah itu sebelumnya sulit dijangkau karena paling dekat dengan sungai," kata Kasi Tanggap Darurat BPBD NTB Agung Pramudiya kepada Liputan6.com, Kamis (22/12/2016).
Ia menyatakan, masyarakat yang masih masih mengungsi dievakuasi ke sejumlah tempat, seperti Masjid Baitul Hamid dan Masjid Agung Kota Bima. Sejumlah bantuan yang diangkut dalam dua truk logistik dalam perjalanan menuju lokasi bencana.
Begitu pula dengan delapan unit genset, tenaga aki listrik dan perahu-perahu karet dikirimkan BPBD Provinsi yang dipimpin langsung Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi.
"Kemudian, mudah-mudahan jembatan darurat segera terbangun supaya akses ke lokasi bencana segera terbuka," kata Agung.
Ia menyatakan cuaca hari ini di sekitar Lombok dan Sumbawa sudah mulai membaik. Meski ada gerimis kecil, BMKG setempat menyebutkan awan cumulonimbus sudah bergerak ke utara dan matahari mulai muncul di lokasi tersebut.
"Artinya, awan (penyebab hujan) itu sudah meninggalkan Pulau Sumbawa dan kemungkinan aktivitas penerbangan bisa normal kembali hari ini," kata Agung.
Baca Juga
Ia menyatakan, selain curah hujan tinggi beberapa hari terakhir, banjir di Bima juga kemungkinan disebabkan penggundulan hutan yang terjadi di kawasan tersebut. Sungai yang ada tidak mampu lagi menampung debit air yang melimpah sehingga membanjiri kawasan berbentuk perbukitan itu.
"Semoga jadi pelajaran bagi masyarakat ke depannya untuk bagaimana memulihkan kondisi lingkungan," kata Agung.
Sementara itu, Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menerangkan, banjir yang melanda Kota Bima, Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Bima juga dipicu oleh keberadaan siklon tropis Yvette yang berada di Samudra Hindia Selatan Bali.
"Adanya siklon tropis tersebut telah memicu hujan ekstrem di beberapa wilayah di NTB, di antaranya Bima dan Sumbawa. Selain itu, Kota Bima berada pada topografi cekungan," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya.
Akibat banjir yang menerjang Bima, listrik padam dan komunikasi sulit dilakukan. Bandara Bima juga sempat tak bisa digunakan karena terendam banjir, serta lima penerbangan kemarin dibatalkan.
Banjir bandang yang melanda Kota Bima dan sejumlah desa di Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, juga menyebabkan beberapa perangkat vital milik operator seluler PT Telkomsel terganggu.
Vice President Corporate Communications Telkomsel Adita Irawati menyampaikan permohonan maaf sehubungan dengan gangguan telekomunikasi yang dialami oleh sebagian pelanggan di wilayah Bima, NTB dan seluruh pelanggan di wilayah Nusa Tenggara Timur.
"Kami menyampaikan permohonan maaf atas gangguan telekomunikasi yang disebabkan bencana alam," kata dia melalui keterangan tertulis seperti dilansir Antara.
Ia mengatakan, banjir besar yang melanda Kota Bima dan beberapa desa di Kabupaten Bima mengakibatkan beberapa perangkat harus dimatikan untuk mencegah kerusakan yang akan merugikan pelanggan dalam jangka panjang.
Telkomsel saat ini sedang memperbaiki jaringan dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan layanan komunikasi dapat secepatnya pulih kembali.
"Kami berupaya melakukan perbaikan agar secepatnya telekomunikasi, terutama di daerah terdampak banjir, bisa segera pulih," ujar Adita.
Advertisement