Tim Patroli Siber Pelacak Berita Hoax Bersiaga di Sulsel

Mayoritas sumber hoax berasal dari Pulau Jawa.

oleh Eka Hakim diperbarui 11 Jan 2017, 16:32 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2017, 16:32 WIB
Ilustrasi hoax
Ilustrasi hoax

Liputan6.com, Makassar - Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Sulsel membentuk tim khusus yang dinamakan tim patroli siber dalam melacak penyebar hoax di wilayah Sulawesi Selatan.

"Ada lima orang telah ditugaskan untuk itu. Dia tergabung dalam tim patroli cyber," ucap Direktur Reskrimsus Polda Sulsel Kombes Yudhiawan Wibisono via pesan singkat, Selasa, 10 Januari 2017.

Tim khusus yang telah dibentuk tersebut, kata mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu, telah bekerja sejak pekan lalu. Hingga saat ini, tim belum menemukan  penyebaran berita hoax di wilayah hukum Polda Sulsel.

"Tim ini memiliki kemampuan maksimal dalam meng-counter adanya berita hoax yang disebarkan oleh orang tertentu untuk mengganggu kamtibmas," ujar Yudhiawan.

Dari hasil kerja selama sepekan, tim khusus yang dibentuk Polda Sulsel itu justru mendeteksi berita hoax dominan bersumber dari Pulau Jawa. Jika nantinya ditemukan penyebaran berita hoax yang bersumber dari Sulsel, pihaknya tentu akan memproses hukum.

"Meski belum terdeteksi, tim tetap fokus melakukan pemantauan serta pengawasan ketat soal itu," kata Yudhiawan.

Berbeda dengan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kota Makassar, pihaknya tak berwenang untuk menindak meski telah mendeteksi penyebaran hoax di wilayah Kota Makassar.

"Kami ini hanya memantau saja tapi kewenangan selanjutnya untuk bertindak ada pada Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) RI," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Makassar Ismail Hajiali via telepon kepada Liputan6.com.

Menurut dia, hoax merupakan isu nasional dan merupakan kewenangan penuh Kementerian komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) RI. Meski begitu, pihaknya tetap memantau dan melaporkan jika ada temuan.

"Di sini itu, ada namanya bidang aplikasi dan telematika (Aptel) yang memantau berita yang tidak benar atau hoax tersebut," kata Ismail.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya