Liputan6.com, Palembang - Laporan TY (16), siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Palembang terhadap aksi penculikan yang menimpanya di SPKT Polresta Palembang cukup membuat heboh.
Namun, setelah ditelusuri laporan yang masuk pada Kamis, 16 Maret 2017 lalu itu ternyata hoax atau tidak sesuai dengan realita.
Kapolresta Palembang, Kombes Pol Wahyu Bintoro Hari Bawono mengungkapkan, laporan yang masuk ke kepolisian tidak selalu berkaitan dengan tindakan kriminal. Bahkan, ia mengakui bahwa pengaduan pelapor adalah informasi yang kurang tepat.
"Dugaan penculikan tersebut tidaklah benar, karena ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dan tidak ada bukti serta fakta yang mengarah (penculikan)," ujar dia kepada Liputan6.com di Mapolresta Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu, 18 Maret 2017.
Awalnya, pelapor mengadukan penculikan yang dilakukan oleh lima orang pria tak dikenal menggunakan kendaraan roda empat. Aksi penculikan yang dialaminya terjadi seusai TY pulang dari sekolah sekitar pukul 13.00 WIB. Lokasi penculikan tepatnya di depan gedung sekolah di kawasan Kilometer 7, Kecamatan Sukarame, Palembang.
Lalu, TY dalam laporan itu mengatakan dirinya diancam dengan sebilah pisau di lehernya dan dipaksa masuk ke dalam mobil. Pelapor dibawa berkeliling Kota Palembang. Sore harinya pelapor diturunkan di dekat mal di Jalan Sudirman, Palembang.
Advertisement
Baca Juga
Setelah petugas menyelidiki laporan tersebut dan melakukan interogasi ke pelapor, pihak kepolisian mengantongi identitas pelaku, yaitu OL (16) dan IN (16). Namun, saat kedua terlapor ditangkap, pernyataan berbeda dengan yang disampaikan pelapor. Laporan palsu ini diperkuat dengan rekaman CCTV di depan sekolah pelapor.
"Korban memang bertemu dengan terlapor, tapi memang janjian dan dijemput di depan sekolah. Bukan dengan mobil, tapi kendaraan roda dua (motor)," kata dia.
Mereka berniat mendatangi salah satu temannya yang berulang tahun. Di tengah perjalanan, telepon genggam pelapor jatuh dan terjadi adu mulut antara pelapor dan kedua terlapor. Akhirnya mereka berpisah dan pelapor langsung menghubungi orangtuanya.
Bersama orangtuanya, pelapor mendatangi Polresta Palembang untuk mengadukan dugaan penculikan yang dialaminya. Bahkan, pelapor mengaku jika mendapat ancaman dari para komplotan penculik tersebut.
"Motif pengaduan ini masih kita dalami lagi, yang jelas di Palembang tidak ada penculikan seperti yang diberitakan," Kapolresta Palembang menegaskan.
Sementara itu, Rusdiana (41), orangtua salah seorang terlapor mengaku tidak terima dengan laporan penculikan yang ditujukan pada anaknya. Warga Rumah Susun (Rusun) Blok 23 Palembang ini bahkan merasa dirugikan dengan adanya pelaporan ini.
"Kami didatangi polisi pada Sabtu, 18 Maret 2017 pukul 01.00 WIB, dan dibawa ke Polresta Palembang karena laporan tersebut. Anak saya sampai menangis ketakutan, dia bahkan tidak ikut ujian hari ini," ujar dia.
Dari pengakuan anaknya, laporan yang diadukan oleh TY murni laporan hoax. Ia juga heran mengapa TY sampai berpikiran bahwa anaknya mau menculiknya. Padahal, mereka memang janjian untuk jalan-jalan di mal.
Telepon genggam pelapor yang jatuh juga sudah ditemukan. Namun herannya, di depan anaknya, pelapor menelepon orang tuanya dan mengadu bahwa dirinya diculik pria tak dikenal.
"Mobil penculik yang dimaksudnya itu adalah mobil orang lewat saja di depan dia. Mereka sudah lama kenal, dari jejaring sosial. Tapi baru kali ini ketemu dan jalan bareng," kata dia.
Untuk itu, pihaknya sedang berdiskusi ke keluarga besar, apakah laporan palsu yang mencemarkan nama anaknya ini akan dilaporkan balik atau tidak.