Rahasia Sukses SAR Temukan Korban Tenggelam Tanpa Petunjuk

Membutuhkan waktu kurang dari 48 jam, tim SAR akhirnya menemukan korban dengan analisa ilmiah.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 12 Mei 2017, 10:07 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2017, 10:07 WIB
gajahmungkur
Luasnya area pencarian korban tenggelam yang harus disisir tim SAR tanpa petunjuk. (foto : Liputan6.com / Basarnas / edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Semarang Kehebatan tim SAR Indonesia teruji ketika sukses menemukan korban tenggelam di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri tanpa petunjuk sama sekali. Membutuhkan waktu kurang dari 48 jam, tim SAR akhirnya menemukan korban dengan analisa ilmiah.

Kisah sukses ini diawali ketika Solikhin (50) warga Dusun Wuryantoro Lor, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri menghilang. Ia diduga tenggelam di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Rabu siang 10 Mei 2017. Data yang dikumpulkan tim SAR menyebutkan bahwa Solikhin kesehariannya menjadi pemulung.

Menurut relawan Basarnas Kantor SAR Semarang, Yohan, berdasarkan informasi di lapangan, Solikhin sering mencari barang bekas di sekitar genangan Waduk Gajah Mungkur. Saat bekerja ia sering menggunakan perahu untuk menyusuri bekas aliran sungai di sekitar waduk.

"Dugaan kami, berdasar informasi cuaca dari BMKG, angin di sekitar lokasi cukup kencang saat kejadian. Karena perahu fiber yang digunakan tergolong perahu ringan, maka perahu itu oleng," kata Yohan kepada Liputan6.com, Jumat (12/5/2017).

Yohan menambahkan bahwa pada hari kejadian, situasi sangat sepi sehingga tidak ada satupun saksi yang bisa diminta informasi. Namun dugaan tim SAR bahwa Solikhin tercebur semakin kuat ketika menemukan perahu fiber yang biasa digunakan. Repotnya, tempat ditemukannya perahu itu belum tentu lokasi terceburnya Solikhin.

Berbekal data ilmiah, yakni kecepatan angin, debit arus sungai, dan juga perkiraan berat badan korban, maka pencarian dilakukan. Sepanjang hari Rabu (10/5/2017) hingga Kamis (11/5/2017) sore, belum ada tanda-tanda Solikhin ditemukan. Namun dengan kerjasama yang rapi dengan warga sekitar yang sangat paham situasi lapangan, tim SAR akhirnya diketemukan malam hari.

"Jaraknya sekitar 600-700 meter arah barat dari lokasi ditemukannya perahu. Kami memang fokus mencari di area itu. Begitu ditemukan, jenazah langsung kita serahkan kepada keluarga untuk segera dimakamkan," kata Yohan.

Repotnya menggunakan perahu karet yang membutuhkan keseimbangan dan dukungan alam waduk Gajahmungkur. (foto : Liputan6.com / basarnas / edhie prayito ige)

 

Optimisme tim SAR memang seperti keyakinan mereka. Avignam Jagat Samagram. Selamatlah alam semesta.

"Optimistis dan mengalir mengikuti kehendak alam," kata Yohan.

Avignam Jagat Samagram bukan sekedar slogan, namun sudah menjadi doa dan lelaku yang menjiwai tim SAR. Bukan hanya makhluk hidup yang didoakan, namun juga makhluk tak hidup. Meski bekerja berdasar analisa ilmiah, namun semua kesuksesan adalah berkat kebaikan alam, kebaikan semesta. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya