Warga Riau Rusak Kantor PLN Usai Buka Puasa, Ada Apa?

Usai azan Magrib dan berbuka puasa, ratusan warga langsung mengguruduk kantor PLN di Kecamatan Ujungbatu, Kabupaten Rokan Hulu.

oleh M Syukur diperbarui 29 Mei 2017, 08:30 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2017, 08:30 WIB
Kantor PLN Dirusak Warga Usai Buka Puasa
Usai azan Magrib dan berbuka puasa, ratusan warga langsung mengguruduk kantor PLN di Kecamatan Ujungbatu, Kabupaten Rokan Hulu. (Liputan6.com/M Syukur).

Liputan6.com, Riau - Selalu gelap gulita saat berbuka puasa selama dua hari berturut-turut sejak Ramadan, membuat ratusan masyarakat di Kecamatan Ujungbatu, Kabupaten Rokan Hulu, Riau kesal terhadap Perusahaan Listrik Negara (PLN) setempat.

Usai azan Magrib dan berbuka puasa, ratusan warga langsung menggeruduk kantor PLN dimaksud. Mereka berunjuk rasa di sana.

Kapolres Rokan‎ Hulu Ajun Komisaris Besar Yusup Rahmanto dikonfirmasi menyebut demonstrasi warga itu terjadi pukul 19.30 WIB pada Minggu 28 Mei 2017. Aksi ini membuat puluhan personil Polsek setempat diturunkan ke lokasi untuk menghindari hal tak diinginkan.

"Personil dikerahkan supaya kemarahan warga dapat diredam karena saat unjuk rasa telah terjadi pengrusakan kaca jendela dan sebuah televisi," kata mantan Kabag Pembinaan Karir Kepolisian Daerah (Polda) Riau itu, Senin (29/5/2017) dini hari.

Yusup menerangkan, kedatangan ratusan warga ke PLN Ranting Kecamatan Ujungbatu itu untuk menuntut janji perusahaan milik BUMN itu yang menjamin pasokan listrik aman selama Ramadan berlangsung.

Kenyataan sebelum beberapa hari dan sesudah Ramadan datang, aliran listrik ke rumah warga sering padam. Kekesalan kian memuncak karena padamnya listrik terjadi menjelang azan Magrib, di mana warga sedang mempersiapkan buka puasa.

"Dan pemadaman terjadi disebut warga tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hal ini membuat warga usai Salat Magrib mendatangi PLN secara beramai-ramai," kata Yusup.

Demonstrasi itu kermudian berujung pada perusakan. Usai perusakan, kepolisian berusaha memediasi antara pemuka masyarakat setempat dengan pihak PLN. Hingga tengah malam masih berlangsung mediasi supaya warga tetap menikmati aliran listrik selama Ramadan tanpa pemutusan.

Hasil mediasi, PLN berjanji tidak melakukan pemadaman selama warga mempersiapkan buka puasa dan menjalan ibadah malam. Jika terjadi pemadaman, dengan alasan krisis daya listrik, PLN berjanji memberitahukan kepada warga.

Sebelumnya, keluhan pemadaman listrik selama Ramadan juga terjadi di Kabupaten Kampar, khususnya di Kecamatan 13 Koto Kampar. Pemadaman terjadi beberapa hari menjelang dan ketika Ramadan tiba.

Keluhan ini dilontarkan beberapa warga melalui media sosial. Salah satunya dilakukan Idon Tanjung melalui akun Facebook-nya. Dalam statusnya dia terlihat kesal karena listrik padam pada petang hari dan sampai malam.

"Katanya janji tidak memadamkan listrik selama Ramadan. Buktinya, selalu padam ketika orang mau buka puasa, apa namanya ini," tulis Idon dalam Facebooknya.

Kekesalan juga ditumpahkan warga lainnya melalui media sosial serupa. Seperti yang dilakukan akun atas nama Rohima, di mana dia menyebut pemadaman juga berlangsung menjelang umat Islam akan berbuka.

"Tidak hanya menjelang berbuka, pemadaman juga dilakukan tidak beraturan, sehari bisa sampai dua kali," kata Rohima dalam akunnya.

"Puasa pertama listrik padam pada pukul 15.00 WIB sampai pukul 17.30 WIB. Dan menjelang Magrib, saat saya sangat membutuhkan listrik untuk memasak dan saat berbuka puasa, listrik padam, demikian juga pada puasa kedua," ujar dia.

Hanya saja masyarakat di kecamatan tersebut tidak sampai menggeruduk kantor PLN setempat. Beberapa warga yang punya nomor kontak langsung melayangkan protes melalui pesan singkat supaya listrik dihidupkan kembali.

"Ternyata begitu, kalau listrik mati hubungi dulu pihak PLN-nya. Terima kasih telah direspon keluhan masyarakat," tulis Idon Tanjung dalam akunya Facebooknya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya