Hindari Dulu Jalur Boyolali-Salatiga

Titik kemacetan terburuk berada di pertigaan Klero, Tengaran, Kabupaten Semarang. Hindari dulu jalur Boyolali-Salatiga.

oleh Dewi DiviantaEdhie Prayitno Ige diperbarui 28 Jun 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2017, 16:30 WIB
mudik2017
Sempitnya jalan dan padatnya kendaraan menjadi penyebbab utama kemacetan jalur Boyolali-Salatiga. (foto : Liputan6.com / dewi divianta)

Liputan6.com, Semarang - Memasuki hari H+2 Lebaran 2017, Rabu (28/6/2017), jalur Boyolali-Salatiga macet cukup parah. Jalanan yang sempit dan tingginya volume kendaraan yang tak sebanding memperburuk situasi ini.

Pantauan Liputan6.com yang melakukan perjalanan dari Solo ke Jakarta menunjukkan titik kemacetan terburuk berada di pertigaan Klero, Tengaran, Kabupaten Semarang. Kemacetan yang terjadi sejak pagi dimulai dari jembatan besi Tengaran hingga pertigaan Klero di kedua lajur jalan.

"Merambat kayak siput dan mesti bersabar. Kemacetan terbagi di beberapa titik," demikian catatan hasil pantauan. 

Kemacetan di pertigaan Klero ini disebabkan banyaknya kendaraan yang menyeberang jalan sehingga menyebabkan tersendatnya arus di jalan utama. Apalagi kendaraan yang menyeberang ini sering tidak memperhatikan kepadatan arus lalu lintas di jalan utama dan sering main serobot.

Sementara itu, arus lalu lintas dari exit Tol Salatiga juga macet. Sejak gerbang Tol Salatiga hingga Terminal Tingkir terjadi kemacetan. Penyebab utama adalah sempitnya jalan dan aktivitas masyarakat yang cukup tinggi sehingga sering kali mereka menyeberang jalan tanpa mempertimbangkan kepadatan kendaraan.

Selain itu, kemacetan juga disebabkan banyaknya angkot yang ngetem di bahu jalan serta adanya persimpangan jalan dan arus masuk bus yang akan ke Terminal Tingkir.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono berharap para pemudik  menghindari arus balik bersamaan di akhir cuti bersama.

"Kepulangan ke daerah asalnya dimepetkan dengan berakhirnya liburan, dikhawatirkan terjadi penumpukan arus lalu lintas. Apalagi cuti bersama tahun ini cukup panjang yang berbarengan pula dengan libur sekolah memungkinkan pemudik untuk berlama-lama di kampung halaman," kata Sri Puryono.

Diharapkan masyarakat bisa mengatur kepulangan mereka agar tidak terjadi kemacetan akibat penumpukan kendaraan. Pulangnya bisa bergantian dan tak menumpuk pada hari Jumat, Sabtu, atau Minggu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya