Liputan6.com, Manado - Pihak manajemen Bandara Sam Ratulangi Manado menyatakan prihatin atas insiden penamparan yang dilakukanistri pejabat kepolisian berinisial JW terhadap dua petugas Aviation Security (Avsec) saat hendak melalui pemeriksaan sesuai prosedur berlaku.
"Pemeriksaan calon penumpang dan barang di bandar udara sudah diatur oleh undang-undang. Dan petugas kami di lapangan sudah menjalankan sesuai prosedur yang berlaku," kata Erik Susanto selaku PTS General Manager Bandara Sam Ratulangi Manado, Rabu malam, 5 Juli 2017.
Erik menyayangkan penolakan yang ditunjukkan calon penumpang pesawat saat hendak diperiksa. Ia mengingatkan pemeriksaan barang dan tubuh bertujuan untuk menjamin keamanan dan keselamatan penerbangan.
Atas tindakan tak terpuji istri pejabat itu, sesuai aturan yang berlaku, pihak bandara menahan kepergian calon penumpang yang terindikasi membahayakan keamanan dan keselamatan penerbangan. Ia selanjutnya menjalani pemeriksaan.
"Calon penumpang yang menolak dilakukan pemeriksaan tersebut ditunda keberangkatannya setelah diperiksa di kantor Polsek Bandara," kata Erik. Ia menambahkan, hingga saat ini permasalahan masih dalam proses investigasi oleh pihak kepolisian.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, petugas Avsec yang mendapat kekerasan fisik dari istri pejabat dalam kondisi baik. Para petugas itu tidak terluka akibat kejadian tersebut.
"Pasca-kejadian, petugas tersebut sudah kembali bertugas," ujar Erik.
Tindakan fisik berupa pemukulan dan penamparan terhadap dua petugas Avsec berinisial EW dan AM itu dilakukan perempuan JW (46), calon penumpang Batik Air ID6275 tujuan Jakarta, Rabu pagi, 5 Juli 2017.
Insiden terjadi karena JW yang mengaku istri pejabat tinggi kepolisian itu menolak untuk melepaskan jam tangan miliknya saat melewati mesin X-Ray. Namun, pengakuan itu tidak sempat terekam dalam video yang kemudian beredar luas di media sosial.
Selain informasi dari sumber di Bandara Sam Ratulangi Manado, dalam broadcast yang beredar malam ini di sejumlah grup media sosial disebutkan dengan jelas nama serta tempat tugas jenderal polisi tersebut.
"Sudah beredar luas di grup kantor kami, nama suami dari perempuan itu. Ternyata seorang jenderal bintang satu," ujar salah satu warga Manado yang enggan disebutkan namanya, tadi malam.
Kicauan warganet di sejumlah media sosial juga menyinggung hal yang sama, mengaitkan pelaku dengan nama seorang perwira polisi. Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Ibrahim Tompo saat dikonfirmasi terkait informasi yang beredar tersebut mengatakan, untuk latar belakang keluarga pelaku belum diklarifikasi.
"Karena memang tidak menjadi materi proses penyidikan perkara pidana," kata Ibrahim saat dikonfirmasi Liputan6.com, tadi malam.
Insiden pemukulan bermula saat JW akan berangkat ke Jakarta menumpang pesawat Batik Air. Saat akan memasuki ruang tunggu penumpang di Lantai 2 dan melewati Gate X-Ray, petugas keamanan bandara bernama AM meminta JW untuk melepaskan jam tangan dan dimasukkan ke mesin X-Ray. Hal itu sesuai SOP pemeriksaan umum.
Namun, JW yang tidak terima langsung memarahi korban dan sempat menamparnya. Rekan AM berinisial EW kemudian mendekat untuk melerai keduanya. Tetapi, JW tetap tidak terima dan memukul perempuan EW menggunakan tangan dan mengenai di bagian wajah sebelah kiri, meski seorang remaja sudah berusaha menahannya.
Akibat kejadian ini, istri pejabat itu batal berangkat untuk penerbangan Pukul 08.00 Wita karena harus berurusan dengan aparat kepolisian. Ia baru diberangkatkan dengan penerbangan selanjutnya pada pukul 10.00 WIB.
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: