Masyarakat Indonesia Mulai Senang Bayar Listrik Pakai Sampah

Perputaran uang dari bank sampah di seluruh Indonesia mencapai Rp 17,5 miliar per bulan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 20 Sep 2017, 15:32 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2017, 15:32 WIB
Bank Sampah di Yogyakarta
Perputaran uang dari bank sampah di seluruh Indonesia mencapai Rp17,5 miliar per bulan. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Perputaran uang dari bank sampah di seluruh Indonesia mencapai Rp 17,5 miliar per bulan. Jumlah tersebut diperoleh dari 4.987 bank sampah yang telah berdiri di berbagai kota dan kabupaten dengan jumlah nasabah lebih dari 147.000. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap manfaat keberadaan bank sampah semakin besar.

"Di Malang, sampah bisa untuk berobat ke dokter, bayar listrik, dan air," ujar Sudirman, Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di sela-sela acara Sosialisasi Pengembangan Bank Sampah melalui Infrastruktur Hijau di Bantul, Selasa, 19 September 2017.

Namun, Sudirman merasa prihatin dengan keberadaan bank sampah di Bantul yang tertinggal jauh dari Malang dan Banjarmasin. Bank sampah di kedua kota itu memiliki prestasi tingkat nasional. Keprihatinannya beralasan, sebab bank sampah di Indonesia justru diinisiasi warga Bantul.

Sudirman menyebutkan, Bambang Suwinda memprakarsai bank sampah di Indonesia dengan membuatnya di Dusun Badegan, Desa Bantul. Meski sebagai pencetus, bank sampah di Bantul tertinggal jauh dari bank sampah di Malang dan Banjarmasin.

"Saya akan temui Bupati Bantul untuk mengetahui kendala, masa pionir tertinggal jauh dengan daerah lain," ucap Sudirman.

Anggota Komisi VI DPR, Agus Sulistiyono, menuturkan perlunya bantuan sepeda motor roda tiga pengangkut sampah sebagai salah satu sarana yang bisa memajukan bank sampah di Bantul. Ia menyebutkan, pada tahun ini ada 31 unit sepeda motor roda tiga untuk mengangkut sampah.

"Kelompok yang menerima bantuan sepeda roda tiga sampah bisa membangun bank sampah," kata Agus.

Agus menilai, pengelolaan sampah membutuhkan kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan terutama sampah organik dan non-organik. "Kesadaran harus dibangun, karena kalau hanya sarana yang diberikan, tetapi masyarakat tidak tertarik cuma mangkrak," tutur Agus.

 

Simak video pilihan berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya