Ratusan Kantong Darah Terbuang, PMI Garut Rugi Puluhan Juta

PMI menduga tidak terpakainya ratusan kantung darah karena RSUD tidak mau bekerja sama dengan PMI Garut.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 26 Okt 2017, 11:05 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2017, 11:05 WIB
PMI
Kantor PMI Garut membuang ratusan kantung darah. Foto: (Jayadi Supriadin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Garut - Sebanyak 263 labu atau kantung darah yang tekumpul dari bank darah PMI Kabupaten Garut terpaksa dibuang karena kadaluarsa, akibatnya mereka mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Garut, Rahmat Wijaya, mengatakan stok darah kadaluarsa tersebut merupakan stok bulan September 2017.

"Biasanya terserap habis sebelum kedaluarsa, namun sejak beberapa bulan ini RSUD dr. Slamet melakukan kerjasama dengan PMI Bandung jadi banyak yang tidak terserap," ujarnya, Kamis (26/10/2017).

Menurut Rahmat, kebutuhan darah di RSUD dr. Slemat Garut mencapai 1.200 kantong per bulan dan selalu terpenuhi dengan baik. Namun sejak dibukanya kerjasama dengan PMI Bandung, menyebabkan stok darah yang ada tidak terserap dengan optimal.

Dengan memperhitungkan harga satu kantong darah sekitar Rp 330 ribu, maka estimasi kerugian yang mesti ditanggung lembaganya sekitar Rp 86,7  juta.

"Belum menghitung kerugian biaya pembuangan yang mencapai Rp 10 ribu per labu," ujarnya.

Ia menyatakan, stok kadaluarsa darah yang menimpa lembaganya telah terjadi beberapa kali. "Sebenarnya sejak Agustus juga sudah ada yang dibuang namun tidak sebanyak di September," kata dia.

Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, serta beban moral kepada pendonor akibat darahnya tidak terserap, lembaganya meminta RSUD dr. Slamet kembali menggunakan jasa bank darah PMI Garut.

"Jika tidak, maka darah di PMI Kabupaten Garut banyak yang tak terserap," ungkapnya.

Direktur RSUD dr Slamet, Maskut Farid mengakui lembaganya telah bekerja sama dengan PMI Kabupaen Bandung, namun hal itu semata-mata untuk kepentingan pasien, akibat seringnya PMI Garut tidak bisa memenuhi permintaan kebutuhan pasien.

"Pernah kami sempat pesan 200 labu namun terpenuhi 100 labu," katadia.

Meskipun ada keluhan, namun ia berkukuh jika kerjasama yang dilakukan dengan PMI Kabupaten Bandung untuk memenuhi kebutuhan pasien rumah sakit yang selalu membeludak.

"Sejak awal tahun 2017 pasokan darah selalu kurang dan sering mengalami kekosongan. Apalagi saat ini di Garut bermunculan rumah sakit swasta, makanya kami melakukan upaya itu, " ujarnya menambahkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya