Berdalih Bela Istri, Pria Bertato Pukuli Perempuan Pelayan Toko

Saat dipukuli pria bertato, rekan-rekan pelayan toko pakaian itu hanya bisa melongo.

oleh Dhimas Prasaja diperbarui 08 Nov 2017, 00:02 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2017, 00:02 WIB
Ilustrasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT (iStockphoto)​
Ilustrasi KDRT (iStockphoto)​

Liputan6.com, Surabaya - Seorang pria bertato elang bernama Brusi Ferianto tiba-tiba memukuli wajah Nur Khasanah dua kali. Tak berhenti di situ, Brusi juga sempat menarik rambut pegawai sebuah toko pakaian di hadapan teman-temannya.

Tindak pemukulan itu terjadi usai ia dan korban cekcok mulut. Setelah melakukan kekerasan, Brusi bergegas kabur. Sementara, teman-teman korban hanya melongo melihat kejadian yang terjadi pada Jumat, 3 November 2011, sekitar pukul 14.00 WIB.

Beberapa hari usai insiden tersebut, si pria bertato elang tersebut ditangkap polisi. Hal itu merupakan tindak lanjut korban yang membuat laporan dan menyampaikan hasil visum usai kekerasan yang dialaminya.

"Meski sempat kehilangan jejak, akhirnya pelaku dapat kita amankan di rumahnya," kata Kanit Reskrim Polsek Wonokromo, Iptu Ristitanto, Senin, 6 November 2017.

Kepada polisi, Brusi tak mengaku telah memukuli perempuan pelayan toko itu. Ia justru berkilah hanya membela istrinya yang dituduh merusak rumah tangga Nur Khasanah yang menjadi korban pemukulan.

"Hubungan tersangka dengan korban hanya sebatas kenal teman saja setahun ini. Tapi mungkin ingin melindungi istrinya dari fitnah tersangka malah memukul korban," kata Ristianto.

Atas pemukulan yang dilakukannya, si pria bertato itu terancam dijerat Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan berat. Ristianto menyebut ancaman pidana Brusi mencapai 5 tahun penjara.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Pemukulan di Pontianak

Bullying Penindasan dan Kekerasan
Ilustrasi Tindak Kekerasan dan Penganiayaan (iStockphoto)

Di tempat berbeda, warganet dihebohkan video seorang pria yang diduga guru memukuli siswa habis-habisan di depan siswa lain. Video yang diunggah oleh akun sosial media Facebook Fery d’Lukaku Palque pada Sabtu, 4 November 2017 itu awalnya disebut terjadi di Pangkalpinang.

Dalam video berdurasi 37 detik itu, seorang pria berseragam cokelat terekam menghampiri seorang siswa yang duduk di pojok depan kelas. Tanpa basa-basi, ia langsung menghujani siswa tersebut dengan pukulan.

Dalam video juga terekam seorang siswa lainnya yang mengenakan seragam batik khas mencoba melerai. Namun, pria yang diduga guru itu malah balik menyerang siswa yang berseragam batik.

Video penganiayaan itu telah ribuan kali ditonton dan ratusan kali dibagikan. Menurut pengguna akun Facebook Cindy Monica, insiden dalam video bukanlah dilakukan oleh seorang guru, melainkan orangtua murid.

"Ini bukan guru, tapi orangtua siswa yang anaknya pacar dari si korban. Si korban sudah meniduri (berhubungan intim) dengan anak perempuannya, sehingga si bapak datang ke sekolah dan memukuli pacar dari anaknya tersebut," tulisnya di kolom komentar video yang diunggah kembali oleh Erick Masulili, Minggu, 5 November 2017.

Saat dihubungi melalui media sosial, Cindy menjelaskan bahwa video pemukulan siswa itu beredar sejak dua minggu lalu. "Ada yg bagikan video aslinya smpat lewat di beranda saya sekitar dua minggu lalu," jawab Cindy.

Walau sudah beredar luas, lokasi persis tempat video direkam belum juga terungkap. Hingga saat ini, video itu terus dibagikan dengan harapan agar ada yang mengenali peristiwa yang terjadi dalam video tersebut.

Pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kini sedang mencari tahu lokasi kejadian. Informasi terakhir yang berhasil dihimpun Liputan6.com, peristiwa penganiayaan itu terjadi di sebuah SMP Negeri di Pontianak berdasarkan seragam batik yang dikenakan siswa dalam video tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya