Hii...Ada Ratusan Beras Berkutu dan Bau di Kepulauan Selayar

Bupati Kepulauan Selayar menemukan sekitar 600 karung beras rastra yang kondisinya sudah tidak layak konsumsi.

oleh Eka Hakim diperbarui 13 Nov 2017, 21:31 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2017, 21:31 WIB
Beras Berkutu di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan
Beras Berkutu di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Liputan6.com, Selayar - Bupati Kepulauan Selayar Basli Ali menemukan 658 karung jenis beras sejahtera (rastra) yang berkualitas buruk saat berkunjung ke Kecamatan Benteng, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis 9 November 2017.

"Beras rastra yang saya temukan itu kualitasnya sangat buruk. Warnanya sudah berubah, berkutu bahkan berbau," kata Basli melalui sambungan telepon, Minggu, 12 November 2017.

Beras kategori rastra tersebut, kata Basli rencananya akan dibagikan oleh Perum Badan Usaha Logistik (Bulog) ke warga Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel.

"Beras rastra diterima oleh Kantor Kelurahan Benteng, selanjutnya dibagikan kepada warga Benteng. Jadi sebagian sudah ada yang disalurkan tapi saya perintahkan untuk ditarik kembali karena alasan tadi kualitasnya buruk dan tak layak konsumsi," Basli menerangkan.

Di hari yang sama, Basli pun mengajak Kapolres Kepulauan Selayar AKBP Syamsu Ridwan, Wakapolres Kepulauan Selayar Kompol Samsuddin, Kasat Reskrim dan beberapa Kanit, Kabag Perlengkapan Pemkab Kepulauan Selayar menginspeksi mendadak (sidak) ke Pelabuhan TPI Benteng dan Gudang Induk Bulog Kolo- Kolo.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

 

Penemuan Mencurigakan di Gudang Bulog Kolo-Kolo

Beras Berkutu di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan
Beras Berkutu di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Kapolres Kepulauan Selayar AKBP Syamsul Ridwan mengaku menemukan sejumlah hal ganjil saat melakukan sidak di Gudang Induk Bulog Kolo-Kolo tersebut. Beras yang dipasok dari Bulog Kabupaten Bulukumba diolah kembali atau dicampur di gudang Kolo-Kolo tersebut.

"Kita temukan sejumlah jenis beras yang berbeda pada tumpukan ribuan karung di Gudang Kolo-Kolo itu," kata Syamsul.

Selain itu, dalam sidak juga ditemukan ribuan karung beras yang sengaja ditutup dengan plastik yang menurut pengelolanya agar beras tersebut tidak dijangkiti kuman.

"Kita sementara mempelajari hal ini di mana ditemukan ada pengelolaan beras raskin yang dicampur tersebut. Kita sementara menunggu ahlinya dari Kota Makassar," jelasnya.

Terpisah, Kansilog Kolo-Kolo, Andi Muhlis yang bertindak sebagai penanggung jawab Gudang Induk Bulog Kolo-Kolo tak menampik adanya proses pencampuran atau mix antara beras yang mereka terima dari Kabupaten Bulukumba dengan stok yang ada di Gudang Induk Kolo-Kolo.

"Beras tersebut di-mix untuk lebih memperbaiki mutu," dia menjelaskan.

Sementara, Kepala Gudang Bulog Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulyadi mengatakan beras jenis rastra merupakan beras yang memiliki standar medium dengan harga komoditas Rp 7.300 per kilogram.

Salah satu yang memengaruhi kualitas rastra menurutnya, yakni faktor lamanya penyimpanan beras tersebut.

"Kalau pengoplosan, memang ada namanya penyalinan dari karung besar 50 kilogram ke karung kecil 15 kilogram sebagai ukuran penerima per keluarga dan ada Surat Keputusan (SK) dan surat perintah," Sulyadi menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya