Liputan6.com, Semarang Kota Semarang menjadi kota tujuan ketujuh dalam rangkaian kegiatan Forum Dialog dan Literasi Media yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggandeng Konferensi Waligereja Indonesia. "Ini kota yang terakhir di tahun ini,"ujar Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Kamilus Pantus.
Seratus Orang Muda Katolik (OMK) dari beberapa elemen seperti ISKA (Ikatan Sarjana Katolik Indonesia), Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI), dan Pemuda Katolik Republik Indonesia (PMKRI) belajar memahami bagaimana media sosial memunculkan dunia baru yang disebut dunia virtual. Selama dua hari hingga Minggu di Rumah Retret Panjer Enjing, Gedanganak, Ungaran, Semarang, OMK belajar berani tampil menjadi agen penyebar kabar baik (positif).
Baca Juga
Anak-anak muda aktif ini juga belajar bagaimana media sosial bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan paham-paham radikal dan bagaimana teroris memanfaatkan media sosial untuk merekrut pengikut serta mengajari mereka membuat bom bunuh diri.
Advertisement
"OMK harus memahami bahwa dunia baru, dunia virtual ini tidak boleh dihindari. Mereka harus aktif menyebarkan konten positif untuk menangkal paham-paham radikal ini,"ujar Kamilus.
Tenaga Ahli Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kominfo Hendrasmo yang hadir dalam Literasi Media ini ikut bicara tentang betapa kemajemukan Bangsa Indonesia ini telah dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. Indonesia diacak-acak dengan disebarnya kabar bohong (hoaks) dan ujaran kebencian.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bukan diwariskan
Mengutip Ilmuwan dan Penulis Ben Anderson, Hendrasmo menyebutkan bahwa nasionalisme bukanlah sesuatu yang diwariskan, melainkan merupakan proyek bersama yang harus diperjuangkan.
"Kita harus bangun entitas nasional. Kalau dianggap warisan, itu lama-lama akan menguap. kita harus menciptakan kebutuhan akan kesatuan/nasionalisme,"ujar Hendrasmo.
Mantan Editor Lifestyle Portal MSN, Margaretha Astaman selanjutnya memberi materi bagaimana berita hoaks sengaja dibuat untuk mempengaruhi opini publik. Ada industri yang sengaja memproduksinya.
Karena itu, OMK diajari bagaimana hoaks disalurkan dan bagaimana OMK harus menghadangnya dengan konten-konten positif sebelum berlatih membuat vlog dan meme secara berkelompok.
"Ada semangat yang harus kita hargai karena teman-teman muda ini datang dari tempat yang jauh seperti Purwokerto, Yogyakarta dan tempat lain. Karena itu, diharapkan teman-teman OMK aktif terlibat dan tidak hanya berhenti pada momen forum ini saja. Tolong virus ini disebarkan ke mana saja,"ujar Kabag Informasi Publik Internasional Kominfo Eko Riyono saat memberi sambutan, Sabtu, (25/11/2017).
Advertisement