Semarak Perayaan Maulid Nabi Bersama Warga Gili Anyar

Doa bersama mengawali perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW di Desa Gili Anyar, Bangkalan.

diperbarui 01 Des 2017, 18:01 WIB
Diterbitkan 01 Des 2017, 18:01 WIB
Maulid Nabi ala Warga Gili Anyar
Maulid Nabi ala Warga Gili Anyar. (Liputan6.com/JawaPos.com/Bahrul Ulum)

Bangkalan - Berbeda cara umat Muslim Indonesia dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Rumah Mat Riyam diserbu warga kemarin, Kamis, 30 November 2017. Sehabis salat zuhur warga kompak menuju rumah pria 55 tahun itu di Dusun Gunungan, Desa Gili Anyar, Kecamatan Kamal.

Warga dari berbagai kelompok, laki-laki dan perempuan, anak-anak, remaja, serta orang tua berkumpul di rumah Mat Riyam. Mereka berpakaian bebas. Tidak harus sama warna dan tidak harus sama bentuk, yang penting rapi sesuai keinginan.

Kedatangan mereka ke rumah Mat Riyam bukan untuk berunjuk rasa. Namun, mereka benar-benar menyatukan rasa. Rasa gembira memperingati momentum kelahiran Nabi Muhammad.

Rumah Mat Riyam bukan satu-satunya lokasi pelaksanaan maulid nabi. Pada hari yang sama, kegiatan yang sama dilaksanakan di ratusan surau di desa itu secara serentak. Warga empat dusun merayakan maulid nabi secara serentak, yakni sejak pukul 12.00 atau setelah salat Duhur.

Rumah Mat Riyam merupakan lokasi pertama kegiatan maulid di Dusun Gunungan. Tiba di lokasi pertama, dengan penuh kegembiraan warga saling berjabat tangan. Laki-laki, perempuan, orang dewasa, dan anak-anak berbaur menjadi satu. Terlihat raut wajah warga begitu senang.

Kaum laki-laki, baik dewasa maupun anak-anak langsung naik ke surau. Sementara perempuan berada di teras milik tuan rumah. Ada juga warga yang berada di depan surau Mat Riyam. Mereka semua khusyuk dalam pembacaan doa yang dipimpin ustaz.

Di dalam surau berjejer buah-buahan dan tumpeng yang diwadahi bakul. Di bakul tersebut dipasang uang kertas yang dilem ke lidi kemudian ditancapkan. Di plafon langgar dihiasi dengan bakul, kipas, sendok, sandal, dan balon.

 

Baca berita menarik lainnya dari JawaPos.com di sini.

 

Prosesi Perayaan Maulid Nabi

Hari Santri Nasional Bangkalan
Ratusan Santri di Kecamatan Konang rayakan Hari Santri dengan Gelar Upacara bendera

Sang ustaz memimpin doa dengan diawali salam. Dilanjut dengan pembacaan doa. Lalu, kiai langsung memimpin kegiatan di rumah Rumah Mat Riyam siang itu.

Pertama, pembacaan salawat dan sejarah nabi. Acara ditutup dengan doa. Setelah itu, warga di dalam surau langsung berebutan buah dan tumpeng yang ada di depan mereka. Sementara di halaman surau dan rumah sohibul hajah berebut uang koin. Uang recehan itu sengaja ditabur oleh tuan rumah. Terdiri dari pecahan Rp 500 dan Rp 1.000.

Momen itu sangat seru. Ada warga yang terjatuh akibat rebutan uang receh. Saat itu pula mengundang gelak tawa warga yang lain.

Acara di lokasi pertama selesai. Dilanjutkan ke tempat lain secara bergiliran di dusun yang sama. Di dusun ini acara maulid berakhir di rumah H Muniman, 53, tadi malam. Kegiatan tak jauh berbeda juga berlangsung di Dusun Bindung, Trebung, dan Parse. Banyaknya uang koin yang ditabur bergantung kemampuan tuan rumah. Dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Ustaz Jumhari mengatakan, Maulid Nabi Muhammad dirayakan setiap tahun. Hampir semua warga memilih pada 12 Rabiul Awal. "Seperti inilah perayaan Maulid Nabi Muhammad di sini," terangnya.

Dia mengungkapkan, Maulid Nabi Muhammad dimulai di rumah warga setelah salat zuhur sekitar pukul 12.00. Acara berlangsung hingga sekitar pukul 19.00. "Dalam sehari, kegiatan warga full dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad. Mudah-mudahan tahun depan kita masih bisa melaksanakan," harapnya.

Kades Gili Anyar Masdali menyampaikan, sejak dulu warga melaksanakan Maulid Nabi menjelang 12 Rabiulawal secara serentak. Selain untuk perayaan Maulid Nabi Muhammad, kegiatan tersebut juga sebagai ajang silaturahmi.

Sebab, pada saat itu warga berbaur menjadi satu. Di desanya terdapat 209 surau. Mayoritas rayakan maulid kemarin. Sebagian menggelar di waktu lain.

Setiap dusun ada ustad yang memimpin kegiatan maulid. Jadi bisa terlaksana serentak. "Inti kegiatan ini sebagai bentuk kecintaan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW," dia menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya