Maulid Nabi, Warga Gorontalo Bersemangat Gelar Tradisi Walima

Umat muslim Gorontalo gotong-royong untuk menggelar tradisi Walima dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 01 Des 2017, 11:11 WIB
Diterbitkan 01 Des 2017, 11:11 WIB
Tradisi Walima Gorontalo, Peringatan Maulid Nabi Muhammad
Tradisi Walima Gorontalo, Peringatan Maulid Nabi Muhammad. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Gorontalo - Setiap tahun, umat Islam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dalam istilah Islam disebut Maulid Nabi SAW. Cara mereka dalam merayakan maulid pun berbeda-beda dan punya keunikan tersendiri. Contohnya di Gorontalo, peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan tradisi walima.

Walima merupakan tradisi tua semasa kerajaan-kerajaan Islam ada, yang dilaksanakan turun-temurun antargenerasi. Diperkirakan, tradisi ini mulai ada sejak Gorontalo mengenal Islam, pada abad XVII. Walima merupakan tradisi lama yang hingga kini masih terpelihara dengan baik.

Setiap masjid di seluruh Gorontalo melaksanakan tradisi ini. Masyarakat muslim menyiapkan kue-kue tradisional, seperti kolombengi, curuti, buludeli, wapili, dan pisangi yang disusun sedemikian rupa dan diarak dari rumah menuju masjid terdekat.

Kue khas walima, yakni "kolombengi" dan kue tradisional lainnya dikemas dalam plastik, ditata, dan dihias sedemikian rupa sebelum diarak dengan mobil yang mampu menarik perhatian ribuan warga yang memadati tepi jalan.

Setiap kali perayaan ini, ratusan warga sudah berkumpul dan menunggu di masjid. Mereka sudah siap untuk berebutan kue walima yang disediakan dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

 

 

Jiwa Mempersatukan Umat Muslim

Tradisi Walima Gorontalo, Peringatan Maulid Nabi Muhammad
Tradisi Walima Gorontalo, Peringatan Maulid Nabi Muhammad. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Setelah doa maulid di Masjid selesai, ribuan kue-kue tersebut direbut atau dibagi-bagikan kepada warga untuk dibawa pulang ke rumah, karena hal tersebut menurut mereka membawa sebuah keberkahan ketika mendapatkan makanan yang sudah didoakan.

"Konon katanya nenek moyang kami mengatakan bahwa makan walima yang sudah dibawa ke masjid dan didoakan itu sudah ada berkah tersendiri, yakni rezeki dan kesehatan akan berlimpah," tutur Maryam Ishak, warga sekitar yang dari pagi sudah menunggu di masjid untuk mendapatkan bagian kue walima.

Bupati Bone Bolango, Hamim Pou mengatakan, semua pihak terlibat dalam memberikan walima, mulai dari kabupaten, kecamatan, kelurahan, hingga sekolah turut menyumbang untuk perayaan walima.

"Kami mintakan walima semua, maka dengan ini saya berharap budaya Islam tersebut bisa memberikan spirit dan mempersatukan umat Islam khususnya di Gorontalo dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Tradisi walima hanya digelar di Provinsi Gorontalo saat Maulid Nabi tiba. Tradisi ini diawali dengan melantunkan zikir sepanjang malam hingga pagi hari di setiap masjid. Selain walima, ada juga "toyopo" yakni anyaman daun kelapa muda yang diisi nasi kuning, kue, dan telur rebus menjadi sajian wajib dalam tradisi ini.

Warga secara sukarela membuat kue dan toyopo untuk diantar ke masjid. Toyopo hanya diberikan kepada warga yang turut berzikir di masjid dan kue walima dibagi-bagi kepada siapa saja.

 

Simak video pilihan berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya