Harap Sabar, Banjir Rob Pekanbaru Bakal Naik Turun dalam 2 Minggu

Meski curah hujan tak signifikan, banjir rob di Pekanbaru, Riau, diperkirakan bakal bertahan hingga dua pekan ke depan.

oleh M Syukur diperbarui 06 Des 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 06 Des 2017, 16:30 WIB
Harap Sabar, Banjir Rob Pekanbaru Bakal Naik Turun dalam 2 Minggu
Meski curah hujan tak signifikan, banjir rob di Pekanbaru diperkirakan bakal bertahan hingga dua pekan ke depan. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Naik turunnya ketinggian air akibat banjir rob dari luapan Sungai Siak di Kota Pekanbaru, Riau, membuat 1.900 warga mengungsi dari rumahnya. Kini, warga di pengungsian serta yang masih bertahan di rumahnya mengaku kekurangan air bersih dan fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK)‎. Kebutuhan ini harus dipenuhi segera.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), baik tingkat provinsi maupun kota, ‎sudah berkoordinasi dengan dinas sosial setempat untuk memenuhinya. Sejauh ini, sudah ada beberapa tenda serta dapur umum yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.

Menurut Kepala Seksi Evakuasi dan Penyelamatan BPBD Kota Pekanbaru, Ibas Sembiring, pengungsi terdapat di beberapa titik banjir di dua kecamatan, yaitu Tenayan Raya dan Rumbai Pesisir. Dari daerah itu, yang terparah berada di Perumahan Witayu Rumbai dan Bambung Kuning Tenayan Raya.

"Data yang masuk, ada 1.900 warga yang mengungsi ke tenda yang sudah didirikan," kata Ibas, Selasa siang, 5 Desember 2017.

BPBD Kota Pekanbaru, kata Ibas, sudah mendirikan dua tenda darurat untuk pengungsi dan dapur umum. ‎Jumlah itu belum termasuk tenda-tenda yang didirikan Tagana dari Dinas Sosial Provinsi Riau.

Menurut dia, tenda-tenda tak jauh didirikan dari titik banjir. Hal itu memudahkan pengungsi pulang ke rumahnya jika sewaktu-waktu banjir mulai surut serta mempermudah penyaluran bantuan.

"Kondisi banjir tak menentu, biasanya naik sore hari sampai sepinggang orang dewasa, paginya turun lagi, dan ini sudah siklus akibat masuknya air laut ke Sungai Siak serta meluap ke perumahan," tutur Ibas.

Menurut Ibas, air bersih untuk kebutuhan sehari-hari warga di pengungsian terus dipenuhi. Begitu juga dengan makanan terus didatangkan setelah BPBD mencatat keluhan warga dan menyampaikannya ke dinas sosial.

Kepala BPBD Provinsi Riau, Edwar Sanger menambahkan, banjir rob ini diprediksi berlangsung dua minggu. Menurut dia, banjir di beberapa kecamatan ini sudah siklus lima tahunan yang sudah biasa dihadapi warga.

"Tadi saya sudah ke lapangan. Warga katanya sudah biasa menghadapi banjir ini karena memang parah lima tahun sekali," kata mantan Penjabat Wali Kota Pekanbaru ini.

 

 

Curah Hujan Tak Signifikan

Harap Sabar, Banjir Rob Pekanbaru Bakal Naik Turun dalam 2 Minggu
Meski curah hujan tak signifikan, banjir rob di Pekanbaru diperkirakan bakal bertahan hingga dua pekan ke depan. (Liputan6.com/M Syukur)

Edwar menyebutkan sudah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru. Hasilnya disebutkan, curah hujan di kota bertuah tak signifikan, begitu juga dengan beberapa kabupaten lainnya.

Namun karena ini sudah siklus lima tahunan, ucapnya, banjir tidak bisa terelakkan. Pasalnya, Sungai Siak yang membelah Kota Pekanbaru selalu dapat kiriman air dari meluapnya air laut dan kiriman dari beberapa sungai kabupaten tetangga akibat tingginya intensitas hujan.

"Ini sudah beberapa hari terjadi. Prediksinya sampai dua minggu ke depan," ujar Edwar.

Sebagai fenomena alam, Edwar menyebut banjir ini berlangsung fluktuatif. Biasanya, air dari luapan sungai mulai naik pada petang hari dan surut pada pagi harinya. Begitu seterusnya hingga dua pekan ke depan dan warga sudah biasa menghadapinya.

"Meski ada yang mengungsi. Warga sudah menganggap ini biasa karena sering terjadi lima tahun sekali, dan yang paling parah memang tahun ini," kata Edwar.

Berdasarkan data dari BPBD Pekanbaru, banjir di Rumbai, Tenayan Raya, dan Air Hitam Payung Sekaki ini merendam ratusan rumah dari ratusan kepala keluarga.

Rinciannya banjir yang merendam Perumahan Witayu sedikitnya berdampak pada 375 kepala keluarga. Di Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, terdapat 50 kepala keluarga yang terdampak banjir, serta 120 kepala keluarga di Kecamatan Tenayan Raya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya