Rahasia Rumah Suku Baduy Tetap Kokoh Saat Gempa Banten

Kendati gempa Banten terasa kuat di perkampungan Suku Baduy tapi tak ada satupun rumah yang rusak.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 25 Jan 2018, 15:30 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2018, 15:30 WIB
Gempa
Perkampungan Suku Baduy yang tak rusak sedikitpun saat gempa Banten menerjang. Foto: (Yandhi Deslatama/Liputan6.com)

Liputan6.com, Banten - Gempa yang mengguncang Kabupaten Lebak, Banten, berkekuatan 6,1 SR dengan 40 kali gempa susulan, terakhir berkekuatan 5,1 SR, tak membuat perkampungan Suku Baduy mengalami kerusakan apa pun.

Sebab, suku asli Banten yang sedang menjalani puasa Kawalu selama tiga bulan itu memiliki cara tradisional yang telah dilakukan oleh nenek moyangnya. Cara itu cukup ampuh untuk meminimalisasi bencana gempa, yakni dengan membangun rumah tahan gempa.

Mulyono, salah satu suku Baduy Luar, mengungkapkan gempa Banten terasa cukup kuat di perkampungan Baduy. Bahkan, rumah Mul sampai bergoyang. Namun, tak ada sedikit pun kerusakan.

"Rumah kita kan panggung. Jadi kalau ada gempa, ngikutin aja goyang-goyang, tapi enggak kayak tembok, kalau tembok goyang retak, kalau rumah panggung kita, ngikutin goyang-goyang," kata Mul, Rabu, 24 Janjari 2018.

Mul bercerita, kendati gempa yang terjadi pada Selasa, 23 Januari 2018 kemarin terasa kuat di perkampungan Baduy, tak ada korban jiwa ataupun kerusakan apa pun.

"(Warga) Pada kaget, cuma kan rumah kita anti-gempa. Kerasa (goncangan), tapi enggak ada kerusakan," ucapnya.

Jika pun ada kerusakan, skalanya sangat kecil. Seperti yang terjadi di Terminal Ciboleger, tempat terakhir wisatawan memarkir kendaraannya. Patung selamat datang suku Baduy hanya runtuh sedikit.

"Kalau Ciboleger banyak kerusakan-kerusakan kecil. Kalau (di dalam perkampungan) Baduy enggak ada (kerusakan)," jelasnya.

Bantuan Mengalir bagi Korban Gempa Bumi

Gempa
Menteri Sosial menyalurkan bantuan untuk korban gempa Banten. Foto: (Yandhi Deslatama/Liputan6.com)

Bantuan bagi korban gempa Banten terus mengalir. Bantuan datang, di antaranya dari Kementerian sosial (Kemensos).

Menteri Sosial (Mensos) RI, Idrus Marham, turun langsung memberikan bantuan berupa beras, selimut, matras, paket lauk pauk, foodware, tenda gulung, velbed, sandang, dan santunan ahli waris.

"Dari semalam kita sudah berkordinasi dengan pihak provinsi maupun kabupaten untuk memberikan bantuan," kata Idrus Marham, Rabu, 24 Januari 2018.

Bantuan itu diberikan oleh Idrus Marham secara simbolis ke Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya. Menurut Idrus, bantuan itu berdasarkan perintah langsung dari Presiden Jokowi.

"Arahan Pak Presiden itu, harus diilihat langsung seperti apa, pokoknya pastikan tidak ada anak bangsa yang tidak terurusi," ujarnya.

Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, meminta masyarakat untuk terus waspada jika terjadi gempa bumi susulan. Mengingat, hingga saat ini belum ditemukan alat untuk mendeteksi kapan terjadinya gempa bumi.

"Saya minta masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu," kata Iti Octavia Jayabaya, Bupati Lebak, Rabu, 24 Januari 2018.

Pemprov Banten telah menyalurkan sejumlah bantuan berupa beras, selimut, matras, lauk-pauk, tenda gunung, serta bantuan lainnya dengan nilai mencapai Rp 230 juta rupiah.

"Teman relawan dari Tagana sudah ada 215 personel yang siap di Kabupaten Lebak dan 40 personel lainnya dari Kabupaten Lebak," kata Andika Hazrumy, Wakil Gubernur (Wagub) Banten.

Bantuan lainnya datang dari Polda Banten, yang memberikan bantuan berupa beras 20.000 kg, gula 500 kg, telur 31 peti, air mineral 160 dus, sayur-mayur, bumbu dapur, tahu tempe hingga kerupuk seberat 50 kg, minyak goreng 540 liter, mi instan 40 dus, roti 400 potong hingga biskuit 3000 bungkus.

Selain itu, Polda Banten pun menerjunkan satu kompi Brimob dan satu peleton Shabara untuk membantu warga terdampak gempa bumi di Kabupaten Lebak.

Sedangkan berdasarkan data dari Korem 064/Maulana Yusuf, terdata satu korban jiwa atas tragedi gempa bumi, bernama Nama Karyana (40), yang merupakan warga Kampung Cikaung, RT 02 RW 04, Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten.

Lalu korban luka berat satu orang atas nama Ulum (62), yang mengalami patah tulang, merupakan warga Desa Cilograng, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten.

Pemerintah: Jangan Sebar Hoax Gempa Lebak

Gempa
Petugas memeriksa sejumlah rumah yang rusak usai gempa Banten. Foto: (Yandhi Deslatama/Liputan6.com)

Warganet diharapkan bijak dalam menggunakan media sosial (medsos). Lantaran, usai gempa bumi di Lebak, banyak beredar informasi hoax yang membuat khawatir masyarakat.

"Jadi tidak benar itu ada jalan terbelah, rumah ambruk total, bahkan ada yang menyebutkan sampai ada korban jiwa," kata Andika Hazrumy, Wakil Gubernur, Kamis (25/1/2018).

Sedangkan, saat terjadi gempa, atap Masjid Nurul Iman di Kampung Cirotan, Desa Cihambali, Kabupaten Lebak, ambruk. Bangunan rumah ibadah itu dibangun tahun 1993 oleh PT Antam, sewaktu melakukan penambangan di Cikotok.

"Udah enggak pernah ada perawatan lagi. Mudah-mudahan ada perhatian dari Antam atau pemerintah untuk dibangun. Korban alhamdullah tidak ada," kata Rudiat, Jaro (kepala desa) Cihambali.

Pagi tadi, sekitar pukul 08.00 WIB, kantor kecamatan Panggarangan, atapnya ambruk usai diguyur hujan semalaman. Beruntung, gedung yang didatangi Mensos, Idrus Marham, sewaktu memberikan bantuan ke korban gempa, pada Rabu 24 Januari 2018 ini, tak memakan korban luka maupun jiwa.

"Akibat bangunan sudah tua. Karena hujan terus dari kemarin, bukan karena gempa. Anggota Brimob (15 personel) dan TNI (10 personel) sudah ke lokasi untuk kerja bakti," kata AKBP Reza Herasbudi, Dansat Brimob Polda Banten.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya