Liputan6.com, Timika - Aparat Kodam XVII Cenderawasih pada hari ini berhasil mengamankan dan mengevakuasi 13 guru kontrak yang menjadi korban penganiayaan dan pemerkosaan kelompok separatis Papua atau disebut pula oleh aparat keamanan adalah kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) di Aroanop, Distrik Tembagapura, Papua.
"Alhamdulillah evakuasi guru-guru kontrak berhasil dilakukan dan saat ini sudah dibawa ke RSUD Timika untuk pemeriksaan kesehatan," ucap Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Kolonel Infanteri Muhammad Aidi, Kamis (19/4/2018), dilansir Antara.
Ia menjelaskan, sebagian besar guru yang dievakuasi menggunakan dua helikopter jenis Bell milik TNI Angkatan Darat dalam keadaan baik. Namun, ada beberapa yang masih terpukul psikisnya lantaran dianiaya anggota KKSB di Aroanop.
Advertisement
Baca Juga
Muhammad Aidi menambahkan, evakuasi kali ini belum mencakup semua guru yang berada di Aroanop, baru diutamakan untuk guru perempuan yang kondisinya kurang sehat. Lima guru lelaki rencananya dievakuasi besok.
Cuaca tidak bersahabat sehingga evakuasi hanya bisa dilakukan satu kali. "Namun, di Arwanop, sudah ada anggota TNI yang mengamankan mereka dibantu warga setempat," kata mantan Waas Intel Kodam XVII Cenderawasih tersebut.
Selama proses evakuasi tidak ada gangguan yang berarti dari kelompok separatis Papua. Sebab, beberapa hari sebelumnya, personel TNI Angkatan Darat sudah dikerahkan ke Aroanop dengan berjalan kaki dari Tembagapura.
Selain itu, imbuh Muhammad Aidi, hujan deras mengguyur kawasan itu dalam beberapa hari terakhir. Praktis, prajurit TNI dengan mudah menguasai wilayah tersebut dan membuat para anggota kelompok separatis Papua melarikan diri ke arah Ilaga.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
TNI Amankan Wilayah Aroanop dan Jagamin
Aparat TNI Angkatan Darat yang tergabung dalam Satuan Tugas Terpadu Penanganan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) berhasil mengamankan Aroanop dan Jagamin di Distrik Tembagapura, Mimika, Papua, dari kejahatan kelompok bersenjata.
"Kampung Aroanop sudah aman dan terkendali dan kita dari TNI sudah menguasai dari pukul 05.30 WIT," kata Komandan Satuan Tugas Terpadu Penanganan KKSB, Kolonel Infanteri Frits Pelamonia, di Timika, Kamis (19/4/2018), diwartakan Antara.
"Pasukan pemukul saya empat tim sudah menguasai dari ujung kampung dan kita sudah laksanakan pembersihan," imbuhnya.
Aparat gabungan berhasil memukul mundur KKSB yang sempat menguasai kampung-kampung itu dari Kampung Banti di Distrik Tembagapura. Sebelumnya, anggota KKSB menganiaya sembilan guru SD Negeri Aroanop saat berada di kampung itu, pada Jumat, 13 April 2018.
"Masyarakat sudah kita kumpulkan dan saya memberikan arahan kepada mereka dan meyakinkan kepada mereka situasi di Aroanop yang terdiri dari enam kampung ini sudah bisa kita duduki dan aktivitas masyarakat bisa berjalan normal," kata Frits.
Frits menambahkan, pasukannya masih mengejar. Sebab, berdasarkan pantauan udara masih terlihat dua kelompok KKSB berkekuatan lima sampai enam dan 10 orang yang melarikan diri ke Jagamin.
Jagamin merupakan salah satu jalur kelompok separatis Papua itu untuk meloloskan diri. "Jadi tadi kita mengejar, tapi tujuan kita adalah mengevakuasi, sehingga kita mengamankan ketinggian-ketinggian yang berada di jalur evakuasi tersebut," ujar Frits.
Ia mengatakan, kelompok bersenjata yang sempat masuk ke Aroanop merupakan KKSB pimpinan Joni Botak dan Sabinus Waker.
Â
Advertisement
Guru Pria Dipopor, Guru Wanita Dicabuli
Sebelumnya, Bupati Mimika Eltinus Omaleng menerima laporan dari aparat Kampung Aroanop, Distrik Tembagapura, mengenai penganiayaan yang dilakukan oleh anggota KKSB atau kelompok separatis Papua terhadap guru-guru kontrak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mimika.
"Memang betul ada kejadian itu. Guru-guru laki-laki diikat tangannya lalu dipopor dengan senjata. Sementara, guru perempuan dipukul, ditelanjangi, bahkan ada yang diperkosa. Ini sangat keterlaluan dan tidak beradab," ujar Bupati Omaleng di Timika, Selasa, 17 April 2018, dilansir Antara.
Ia menuturkan bahwa setelah mengetahui adanya kejahatan itu, warga Aroanop berupaya membebaskan para guru dari anggota KKSB.
"Masyarakat kejar orang-orang itu, tapi mereka lari ke hutan. Masyarakat tidak senang dengan kelakuan bejat mereka," katanya.
Bupati pun menyatakan, KKSB tidak boleh membuat kekacauan di tengah masyarakat. "Omong kosong mau lindungi masyarakat kalau menggunakan cara-cara yang tidak bermoral seperti itu," imbuhnya.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Mimika berencana mengirim helikopter ke Aroanop untuk menjemput guru-guru kontrak yang masih berada di area tersebut.
Untuk diketahui, para anggota KKSB yang melakukan kejahatan melarikan diri ke kampung-kampung di wilayah lembah Aroanop seperti Jagamin, Anggigi, dan Ainggongin. Mereka kabur setelah pasukan gabungan TNI menyerbu Kampung Banti 1, Banti 2, Utikini, Kimbeli dan Opitawak, pada 31 Maret hingga 2 April lalu.
Sebelum pasukan TNI tiba di Banti, anggota KKSB membakar Rumah Sakit Waa-Banti milik Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK), serta gedung SD-SMP Negeri Banti dan rumah-rumah warga. Anggota kelompok separatis itu juga menjarah ternak babi milik warga, serta merusak fasilitas puskesmas, dan Gedung SD Aroanop.
"Mereka bakar gedung sekolah, rumah sakit, rumah-rumah masyarakat dikasih hancur, ternak babi diangkat semua. Pelakunya mereka yang disebut KKSB itu. Saat pasukan TNI masuk, mereka-mereka yang tadinya pegang senjata api itu kabur semua," Bupati Mimika mengungkapkan.
Selanjutnya, Bupati Omaleng bersama Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto dan Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Windarto berencana menemui warga Kampung Banti, pada Rabu, 18 April 2018. Mereka bermaksud membicarakan pembebasan lahan untuk pembangunan kantor koramil, kantor polsek, dan Kantor Distrik Tembagapura di Kampung Banti 1 dan Banti 2.
Selain itu, pos tinjau TNI rencananya dibangun di beberapa lokasi dekat Tembagapura seperti Kampung Opitawak dan Tagabra guna mencegah masuknya KKSB.
"Saya bersama Kapolres dan Dandim akan berangkat ke Tembagapura untuk menemui masyarakat guna membicarakan hal ini. Kita ingin masyarakat di sana maupun PT Freeport tidak lagi terganggu dengan adanya KKSB," kata Bupati Omaleng.
Beberapa waktu lalu, Pemerintah Kabupaten Mimika telah mengirim beras dan bahan pangan lainnya ke Banti, Kimbeli, dan Opitawak. Pengiriman sembako ini untuk membantu warga yang kekurangan pangan sejak anggota kelompok separatis Papua menduduki kampung-kampung mereka.