Ngopi Pagi Bersama Pejuang Arabika di Kaki Gunung Arjuna

Adalah Pandu Prabowo yang menjadi satu di antara petani kopi yang mengembangkan kopi jenis arabika di kawasan ini.

diperbarui 26 Agu 2018, 06:03 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2018, 06:03 WIB
Pandu, Pejuang Arabika di Kaki Gunung Arjuna
Basecamp Kopilos (Kopi Karangploso) menjadi tempat edukasi tentang kopi untuk para petani dan umum. (Times Indonesia/Tria Adha)

Malang - Kaki Gunung Arjuna di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur yang berada pada ketinggian 900-1500 meter di atas permukaan laut membuatnya menjadi lokasi ideal untuk perkebunan kopi. Seperti di Kecamatan Karangploso, pertanian kopi dengan varietas kopi arabika mulai dikembangkan.

Pantauan Times Indonesia, petani kopi di wilayah ini berasal dari sekitaran Kecamatan Karangploso yang mengolah lahan perhutani. Petani kopi di Karangploso pun tidak sulit untuk menjual hasil panennya dengan harga mahal.

Adalah Pandu Prabowo yang menjadi satu di antara petani kopi yang mengembangkan kopi jenis arabika di kawasan ini.

Pandu sebenarnya hanya pecinta kopi. Tidak ada latar belakang sebagai pengolah kopi. Namun, ia belajar secara mandiri atau autodidak untuk akhirnya mengetahui proses mengolah kopi.

Awalnya pada tahun 2013, Pandu melihat petani belum tahu soal varietas dan jenis kopi serta memprosesnya. Hal ini membuat hati Pandu tergerak untuk belajar secara autodidak dan sering belajar ke kedai–kedai yang kemudian ilmu tersebut disampaikannya kepada petani.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Baca berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini.

 

Varian Rasa

Pandu, Pejuang Arabika di Kaki Gunung Arjuna
Penjemuran biji kopi dilakukan di dome basecamp kopilos. (Times Indonesia/Tria Adha)

Berawal dari hobi, Pandu akhirnya menciptakan basecamp untuk para petani. Di tempat ini, Pandu mengedukasi petani untuk pengolahan lahan, perawatan tanaman hingga memilih biji kopi yang benar-benar matang untuk kemudian diolah sesuai teknik yang tepat agar bisa memunculkan rasa kopi yang nikmat.

Kecintaan Pandu terhadap kopi, khususnya varietas arabika ini membuat kopi yang dihasilkan petani memiliki standar bagus sehingga harga jual menjadi tinggi dan petani bisa sejahtera.

Untuk menghasilkan kopi berkualitas, Pandu membangun sebuah dome untuk memproses berbagai macam olahan biji kopi yang memiliki rasa berbeda, seperti honey, wine, maupun natural.

Di dalam dome, biji kopi dijemur hingga temperatur 40 derajat celsius untuk memastikan biji kopi kering maksimal.

Setelah dijemur di dalam dome, kopi disortir oleh ibu-ibu sekitar basecamp kopilos (kopi karangploso).

Pandu mengatakan, pemberdayaan masyarakat di kawasan lereng Gunung Arjuna dilakukan tidak hanya sekedar memberikan lapangan kerja, namun juga mengedukasi mereka untuk memilih kopi arabika yang baik.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya