Soal Pembakaran Bendera HTI, Kesultanan Banten: Jangan Terpancing

Ketua Kenadziran Kesultanan Banten menyayangkan tragedi pembakaran bendera HTI di Garut, Jawa Barat.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 23 Okt 2018, 16:33 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2018, 16:33 WIB
Kesultanan Banten Direvitalisasi, Ratusan Pedagang Dipindahkan
(Istimewa)

Liputan6.com, Garut - Ketua Kenadziran Kesultanan Banten menyayangkan tragedi pembakaran atas bendera berkalimat tauhid yang terjadi di Garut, Jawa Barat (Jabar).

"Sangat disesalkan, seharusnya kita berhati-hati dalam segala tindakan, agar tidak membuat keresahan (di masyarakat)," kata Tubagus (Tb) Abbas Wasse, melalui pesan singkatnya, Selasa (23/10/2018).

Abbas meminta masyarakat lebih tenang menyikapi persoalan tersebut agar tidak terjadi konflik horizontal.

Terlebih, tiga terduga pelaku telah diamankan pihak kepolisian. Sehingga, dia meminta agar publik membiarkan polisi menyelesaikannya melalui ranah hukum.

"Jangan sampai kita terpancing oleh oknum-oknum yang ingin memecah-belah bangsa," ucapnya.

Di lain pihak, Ketua Pengurus Besar (PB) Al-Khairiyah, Ali Mujahidin, lembaga pendidikan Islam dan pondok pesantren (ponpes) yang telah berumur satu abad di Kota Cilegon, meminta pihak kepolisian menangani kasus tersebut secara profesional, agar tidak memancing kegaduhan kembali di tengah masyarakat.

"Penanganan itu tetap dilakukan sesuai dengan UU KUH Pidana yang berlaku," kata Ali Mujahidin, melalui pesan singkatnya, Selasa (23/10/2018).

Pihaknya pun meminta kepada seluruh umat Islam Indonesia, terutama santri dan kader Al-Khairiyah, tidak terprovokasi oleh tindakan orang tidak bertanggung jawab. Sehingga bisa berakibat pada konflik horizontal ditengah masyarakat.

"Tidak perlu ada polemik dan kompor gorengan politik dalam hal ini. Tinggal kita tinjau dari sisi ketentuan hukum, dan perundang-undangan yang berlaku. Karena negara ini negara hukum," jelasnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya