Harimau Sumatera Atan Bintang Hanya Mau Minum Air Berwarna Seperti Teh

Begini kondisi Atan Bintang, harimau sumatera yang sempat membuat heboh pasar di Indragiri Hilir.

oleh M Syukur diperbarui 21 Nov 2018, 17:02 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2018, 17:02 WIB
Atan Bintang
Atan Bintang. (Liputan6.com/ M Syukur)

Pekanbaru - Atan Bintang kini menjadi penghuni baru di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) Sumatera Barat. Harimau sumatera jantan ini sebelumnya ditangkap Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau karena masuk pasar dan terjebak di kolong ruko di Kecamatan Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhi).

Menjadi penghuni baru, selain Bonita yang juga berasal dari kabupaten yang sama, Atan ternyata pemilih dalam hal air minum. Dia seolah tak selera menenggak minuman di PRHSD yang berasal dari pegunungan.

Hal ini membuat petugas medis serta BBKSDA sebagai pemantau harus menyediakan air khusus. Air ini berasal dari gambut dengan warna khusus kemerahan agak hitam seperti air teh.

"Petugas kebingungan, sehingga minumannya menjadi pemikiran. Pasalnya, di PRHSD hanya tersedia air pegunungan, airnya jernih," sebut Kepala BBKSDA Riau Suharyono kepada Liputan6.com, Rabu (21/11/2018) siang.

Saat ini, ucap Suharyono, pihaknya sedang mengakali bagaimana cara agar harimau jantan berusia tiga tahun tersebut bisa mendapatkan minuman kesukaannya. Petugas harus mencari lahan bergambut untuk diambil airnya.

"Moga-moga bisa membawa air minum untuk harimau di sana, air rawa yang warnanya seperti teh," kata Suharyono.

Dengan sikapnya ini, ucap Suharyono, bukan berarti satwa belang seberat 80 kilogram ini tak mau meminum air biasa. Atan hanya meminum sedikit saja tak seperti ketika disediakan air rawa gambut.

"Bukan kebiasaan dia minum air jernih seperti itu, kan, sehingga kami bawakan juga air pembanding dari sini, yaitu air rawa di sini," terang Suharyono.

Untuk makanan, BBKSDA merasa lega karena Atan tak pemilih. Sebagai hewan karnivora, dia melahap daging apa pun yang dimasukkan petugas ke kandangnya.

Menurut Suharyono, Atan Bintang merupakan harimau sumatera jenis rawa. Postur dan belangnya berbeda dengan harimau yang biasa tinggal di perbukitan atau hutan di pegunungan, misalnya di Sumatera Barat.

"Harimau rawa postur tubuhnya lebih besar, warna kulit cenderung lebih terang. Harimau gunung, ramping dan tidak sebesar itu," kata Suharyono.

Harimau pegunungan dimaksud juga ada di PRHSD. Namanya adalah Ujang Ribut yang ditangkap di Sumatera Barat karena juga masuk ke permukiman warga.

"Fisik Atan dan Ujang beda jauh. Masing-masing harimau memiliki loreng yang beda, tidak ada yang sama," jelasnya.

Sejauh ini, kondisi Atan sejak dievakuasi dari Riau terpantau sehat. Hanya saja, Atan sempat stres ketika sampai di PRHSD karena dari Pulau Burung hampir 15 jam.

"Saat ini sudah normal lagi, sikap liarnya masih kuat. Kini sedang dilakukan observasi menyeluruh untuk mengetahui kondisi harimau tersebut selama 14 hari," ujarnya.

Usai observasi itu, Atan Bintang belum dapat dilepasliarkan karena harus dilakukan pengkajian mendalam. BBKSDA masih harus mencari lokasi untuk menjadi habitat barunya dan harus jauh dari manusia.

"Tentunya juga harus dilaporkan ke menteri dan jenderal ke mana harus dilepaskan karena tidak bisa sembarangan, harus sesuai habitatnya," ucap Suharyono menambahkan.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya