Cara SD Muhammadiyah 2 Denpasar Perangi Plastik

Sampah plastik menjadi persoalan besar di Bali.

oleh Dewi Divianta diperbarui 14 Feb 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2019, 17:00 WIB
SD Muhammadiyah 2 Denpasar
Sosialisasi pihak sekolah kepada wali murid mengenai bahaya sampah plastik dan solusinya di SD Muhammadiyah 2 Denpasar (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar Pulau Bali tengah bergelut memerangi sampah plastik. Peraturan telah dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar.

Sosialisasi digencarkan. Semua pihak lapisan masyarakat kini berjibaku memerangi sampah plastik yang menjadi persoalan serius di Pulau Bali.

Salah satunya adalah SD Muhammadiyah 2 Denpasar. Sekolah yang terletak di Pulau Halmahera Denpasar itu begitu gencar memerangi sampah plastik. Bahkan, mereka mengundang wali murid untuk dibekali pengetahuan bahaya sampah plastik dan cara kreatif membuat kantong penggantinya dari bahan-bahan tangga yang mudah ditemui, salah satunya baju bekas yang disulap jadi tas.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 2 Denpasar, Mokhamad Nur Isro menuturkan, berdasarkan koordinasinya dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdiskpora) Kota Denpasar, seluruh instansi, baik perkantoran dan sekolah negeri maupun swasta wajib mendukung Peraturan Gubernur Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai dan Peraturan Wali Kota Denpasar Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik.

Selama ini, kata Nur Isro, sekolah salah satu institusi penyumbang sampah plastik yang cukup besar.

"Sekolah cukup besar (menyumbang sampah plastik), terutama yang sekali pakai, lalu juga stereoform. Sekolah diharuskan secara bertahap mendukung pengurangan sampah plastik ini," kata Nur Isro di sela sosialisasi pengurangan sampah plastik dan solusi penggantinya di SD Muhammadiyah 2 Denpassr, Jumat 8 Februari 2019.

SD Muhammadiyah 2 Denpasar sendiri mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mendukung program tersebut. Salah satunya mengimbau kepada wali murid untuk menyiapkan bekal bagi anaknya dari rumah. Atau, membeli makanan untuk sarapan dan makan siang melalui cathering sekolah.

Langkah lainnya adalah mengubah jam istirahat siswa. Tujuannya agar siswa tak pergi berbelanja ke luar sekolah, di mana hampir sebagian besar jajanan menggunakan bahan plastik sebagai pembungkusnya.

Sukses Kurangi Sampah Plastik

SD Muhammadiyah 2 Denpasar
Sosialisasi pihak sekolah kepada wali murid mengenai bahaya sampah plastik dan solusinya di SD Muhammadiyah 2 Denpasar (Liputan6.com/Dewi Divianta)

"Kami juga memanggil pihak kantin agar menghindari makanan dengan kemasan plastik. Kami memiliki 812 siswa. Dengan jumlah itu, tentu produktivitas sampah plastik amat besar. Tapi secara bertahap, semaksimal mungkin penggunaan plastik kita kurangi. Botol minuman dari orangtua yang permanen, jangan yang sekali buang," ujarnya.

Meski kebijakan itu baru mulai Januari diberlakukan seiring dengan peraturan tersebut, namun mampu menekan penggunaan plastik di SD Muhammadiyah 2 Denpasar. 50 persen sampah plastik berhasil dikurangi. Nur Isro bersyukur atas pencapaian itu. Sebab, jika tidak peduli, Bali terancam tertimbun sampah plastik.

"10 sampai 15 tahun ke depan Bali bisa dibanjiri sampah plastik. Saya sampaikan begini agar kita bisa renungi, agar mengurangi sampah plastik sekali pakai. Ini harapan kami agar semua pihak mendukung," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Aisyiyah Provinsi Bali, Setyarti menuturkan, ada tiga langkah penting untuk mengurangi sampah plastik. Ia menyebutnya dengan 3R yakni Reduce, Reuse dan Recycle.

"Reduce adalah mengurangi penggunaan plastik. Reuse yakni menggunakan kembali, memanfaatkan kembali dan Recycle melakukan daur ulang," paparnya.

Dasar Kuat Agama Perangi Sampah Plastik

SD Muhammadiyah 2 Denpasar
Wali murid SD Muhammadiyah 2 Denpasar diajari membuat tas dari baju bekas sebagai pengganti kantong plastik (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Menurutnya, saat ini telah banyak restoran dan minimarket yang tak lagi menyediakan sampah plastik. Meski belum bisa terlihat hasilnya dalam waktu dekat, tapi Setyarti optimistis upaya ini mampu membuat Bali jadi zero sampah plastik.

"Kalau dari hasil kita masih dalam proses karena Pergub dan Perwali itu efektif berlaku sejak 1 Januari. Dalam waktu satu tahun ke depan baru bisa terlihat hasil akumulasi secara angka," ucapnya.

Sosialisasi gencar yang dilakukan pihaknya membuahkan hasil. Ibu-ibu yang berbelanja ke pasar kini telah membawa tas dari bahan sejak dari rumah.

"Kita bersyukur proses sosialisasi telah membuahkan hasil. Ibu-ibu kalau belanja sudah menyiapkan tas dari bahan kain dari rumah. Kita optimistis dalam satu tahun akan secara signifikan menekan sampah plastik," ucapnya yakin. 

Dalam konteks keislaman, memerangi sampah plastik juga memiliki dasar kuat dalam Alquran dan Hadist.

"Landasan kegiatannya ialah surat Al-Baqarah ayat 30, surat Ar-Rum ayat 41, Al-Qasas ayat 77, Ar-Rahman ayat 7 dan 8 serta surat Al-A'raf ayat 85. Mari dari sekarang mengurangi plastik itu. Mari kita dukung program Pemprov Bali dan Pemkot Denpasar. Kita support dan sukseskan agar bisa mengurangi sampah plastik ini," ajaknya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya