Liputan6.com, Solo - Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menyerukan kepada warga Jawa Tengah untuk tidak berangkat ke Jakarta mengikuti aksi di Mahkamah Konstitusi (MK). Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusuhan seperti saat aksi di Bawaslu pada 21 Mei lalu.
"Mencegah massa berangkat ke Jakarta dengan melakukan berbagai imbauan dan memberikan penerangan kepada masyarakat," kata Rycko saat menghadiri acara doa untuk negeri di Plaza Manahan Solo, Rabu, 26 Juni 2019.
Advertisement
Baca Juga
Menurut dia, kepolisian sudah memiliki pengalaman saat terjadinya aksi di Bawaslu pada 21 Mei lalu. Ditengarai, sejumlah individu yang berkumpul menjadi massa, ternyata mengubah perilaku individu menjadi perilaku massa. Seperti diketahui dalam kerusuhan itu juga menimbulkan sejumlah korban.
"Dengan berubah perilaku massa yang mudah diprovokasi, akhirnya dibenturkan dan menjadi korban. Untuk kejadian itu sudah ada proses hukum yang berjalan," dia menjelaskan.
Untuk itu, Rycko kembali mengimbau kepada massa dari Jawa Tengah agar tidak berangkat ke Jakarta mengikuti aksi di MK. Pasalnya, proses persidangan di MK juga sedang berjalan. Oleh sebab itu, ia meminta agar masyarakat menunggu hasilnya.
"Imbauan seperti itu juga sudah diberikan oleh para pimpinan yang ada di Jakarta. Apa pun itu hasilnya, kemenangan ada untuk rakyat Indonesia," ucap dia.
Indonesia Damai
Namun ketika disinggung mengenai ada massa yang telah terpantu berangkat ke Jakarta, ia pun menanggapi dengan santai.
"Kalau ke Jakarta tiap hari penuh. Ada yang untuk berdagang, kerja, ketemuan pacar, ketemu suami, ketemu istri, dan banyak sekali," selorohnya.
Sementara itu, Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Mochamad Effendi mengungkapkan salah satu cara untuk mengantisipasi hasil putusan sidang MK pada Kamis (27/6/2019) adalah dengan menggelar doa bersama seperti yang dilakukan di Plaza Manahan Solo pada Rabu sore ini.
"Dari Solo kita ciptakan Solo yang damai, Jawa Tengah damai, dan Indonesia damai. Solo tanpa kekerasan, Jawa Tengah tanpa kekerasan, dan Indonesia tanpa kekerasan," ucapnya.
Dalam acara doa untuk negeri dan silaturahmi itu diikuti oleh ribuan orang dari berbagai elemen, di antaranya polisi, TNI, ormas, organisasi pemuda, pemerintah daerah, relawan, partai politik dan masyarakat umum. Acara tersebut menghadirkan Gus Muwafiq sebagai pengisi tausiah.Â
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement