Liputan6.com, Bandung - Pelaksanaan penataan rute penerbangan yang beroperasi di Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung ke Bandara Kertajati, Majalengka mulai dilakukan Senin (1/7/2019). Sesuai rencana, perpindahan ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) tersebut meliputi 56 penerbangan yang terdiri dari 13 rute domestik.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, suasana di Bandara Husein Sastranegara, tampak sepi setelah dipindahkannya rute penerbangan domestik ke Bandara Kertajati. Hingga Senin siang pukul 12.00 WIB, ruang tunggu yang biasanya ramai malah terlihat sepi.
Advertisement
Baca Juga
Mobil pengantar yang biasa hilir mudik kini tampak berkerumun di sekitar pintu kedatangan bandara. Selain hanya terlihat beberapa orang duduk di kursi tunggu, ada beberapa petugas kebersihan yang sedang bekerja.
Menurut Staf Operasional Bagian Informasi Bandara Husein Sastranegara, Drajat Cahya, suasana bandara memang tampak lebih sepi dari hari biasanya setelah dialihkannya belasan rute penerbangan domestik ke Bandara Kertajati.
"Untuk kondisi bandara memang cenderung lebih sepi dari hari kemarin. Sekilas terlihat ada penurunan penumpang soalnya kemarin-kemarin lebih ramai untuk domestik," katanya.
Pihak bandara kini hanya melayani rute penerbangan domestik dengan jumlah yang lebih sedikit, hanya tujuan Jakarta dan Bandar Lampung, serta internasional dengan tujuan Singapura dan Kuala Lumpur Malaysia
"Kalau ke Lampung masih dari sini ada dua pesawat ya Citilink dan SilkAir," ujarnya.
Adanya pengalihan rute ke Kertajati, beberapa penumpang masih ada yang tidak tahu informasi tersebut. "Tadi pagi ada tapi hanya beberapa saja," katanya.
Keluh Kesah Sopir Taksi Bandara
Pemindahan rute domestik juga berdampak terhadap sopir taksi konvensional yang bernaung di wilayah Bandara Husein Sastranegara.
Asep Afandi, pengemudi taksi yang juga Gabungan Pengemudi Taksi Bandung mengaku ada penurunan jumlah penumpang sejak berlakunya aturan tersebut. Biasanya, ia bisa mendapatkan 7-8 penumpang dalam sehari.
"Biasanya sampai jam 1 sudah 3-4 kali narik, sekarang satu pun belum ada penumpangnya," keluh Asep.
Pria yang sudah 30 tahun bekerja sebagai pengemudi taksi di bandara itu mengaku bingung karena harus membayar setoran. Dalam sehari, biasanya ia menyetor Rp200 ribu kepada pemilik taksi.
"Kalau sekarang jangankan dapat Rp200 ribu, bisa dapat Rp150 ribu juga supir tidak ada yang sanggup," katanya.
Menurut Asep, dampak dari kebijakan pengalihan rute pesawat domestik di Badara Husein Sastranegara akan terasa kepada ratusan sopir lainnya. Tak hanya itu, para penjual oleh-oleh, kantin dan rumah makan akan terdampak oleh mulai berkurangnya kedatangan penumpang pesawat.
Dia berharap, situasi saat ini diperhatikan pemerintah. "Kalau dari keinginan pengemudi inginnya normal seperti biasa. Tapi kalau tidak bisa bagaimana pemerintah memberikan solusinya, apakah armada kita ditarik ke sana," ujarnya.
Simak video pilihan berikut
Advertisement