Liputan6.com, Palembang - Pada penghujung tahun 2019 ini, target volume penjualan Semen Baturaja mengalami penurunan. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi industri semen nasional yang masih belum bergairah memasuki triwulan IV.
Tercatat dari Januari-Oktober 2019 ini, volume penjualan semen sebesar 1,698 juta ton atau telah mencapai 73 persen dari target di tahun 2019. Namun volume penjualan semen tersebut turun sebesar 3 persen year on year (yoy).
Advertisement
Baca Juga
Meskipun permintaan semen nasional pada bulan Oktober 2019 tumbuh 7,4 persen month of on month (mom). Namun, pertumbuhan tersebut belum mampu mengubah kondisi permintaan semen nasional sepanjang 2019 yang masih terkoreksi 1,2 persen yoy.
Direktur Utama Semen Baturaja Jobi Triananda Hasjim mengatakan, kondisi tersebut jauh lebih baik, dibandingkan permintaan semen di wilayah Sumbagsel. Terlebih merupakan basis wilayah pemasaran Semen Baturaja yang terkoreksi hingga 11,7 persen yoy.
Perseroan berhasil menjaga market share Semen Baturaja di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) hingga bulan Oktober 2019, yang mencapai 34 persen atau naik 3 persen yoy.
"Market share tertinggi berada di Sumatera Selatan yaitu sebesar 64 persen atau naik 10 persen yoy. Pendapatan perseroan pun sampai bulan Oktober 2019 tetap tumbuh 2 persen yoy menjadi Rp 1,582 triliun, dari sebelumnya hanya Rp 1,552 triliun," katanya, Kamis (6/12/2019).
Jobi juga menyatakan akan terus mengoptimalkan penjualan semen domestik, yaitu melalui peningkatan fasilitas distribution centre, untuk mengejar target di sisa dua bulan terakhir.
Salah satunya yaitu pembangunan Dermaga jetty, untuk memudahkan distribusi dari dan ke wilayah Palembang dan Jambi.
Selain itu, Semen Baturaja juga tetap fokus mengembangkan bisnis hulu dan hilir serta melakukan berbagai efisiensi biaya produksi untuk mengoptimalkan pendapatan di 2019.
Simak video pilihan berikut ini: