Berdamai dengan Ular di Taman Reptil Sanggaluri Park Purbalingga

Objek wisata yang dibangun 2007 silam ini memiliki koleksi ular berbagai jenis, mulai dari yang berkadar racun sangat mematikan hingga ular yang tak berbisa

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 05 Jan 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2020, 09:00 WIB
Murid SDN Ciremai Giri Cirebon antusias memegang ular sanca albino yang dipegang penjaga ular di taman reptil Sanggaluri Park Purbalingga, Sabtu (4/1). (Foto: Liputan6.com/Afgani Dirgantara)
Murid SDN Ciremai Giri Cirebon antusias memegang ular sanca albino yang dipegang penjaga ular di taman reptil Sanggaluri Park Purbalingga, Sabtu (4/1). (Foto: Liputan6.com/Afgani Dirgantara)

Liputan6.com, Purbalingga - Teror ular Kobra yang ramai belakangan tak hanya meresahkan warga yang disinggahi, namun juga mereka yang bahkan tidak, atau mungkin belum. Keresahan kolektif itu setidaknya bisa ditangkap dari perbincangan di media sosial atau tingkat keterbacaan berita-berita tentang teror ular kobra di permukiman warga.

Hingga sadar atau tidak, ular kini dipersepsikan sebagai ancaman yang harus dinetralisir. Namun benarkah kehadiran ular tak lebih sebagai momok penebar teror.

Pada kenyataannya itu tidak sepenuhnya benar. Ular berbisa semisal King Kobra atau viper juga bisa bernilai rekreatif atau bahkan edukatif. inilah yang coba ditawarkan Taman Reptil Sanggaluri Park di Purbalingga.

Objek wisata yang dibangun 2007 silam ini memiliki koleksi ular berbagai jenis, mulai dari yang berkadar racun sangat mematikan hingga ular yang tak berbisa. Pengunjung bisa mengenal lebih jauh beragai hal tentang ular di tempat ini.

"Hingga hari ini, taman reptil masih menjadi ikon Sanggaluri Park," kata Sujatmiko, pemandu wisata Sanggaluri Park, Sabtu (4/1).

Miko, begitu ia biasa disapa, mengatakan sejak awal berdiri Sanggaluri mengusung konsep wisata edukasi. Sanggaluri sendiri bermakna tempat mencari ilmu.

"Sanggaluri berasal dari kata sanggar yang berarti tempat dan luruh yang berarti mencari ilmu," kata dia.

Sebagai tujuan wisata yang mentahbiskan diri sebagai wisata edukasi, berbagai wahana yang ditawarkan pun bertujuan mendidik. Menurut Miko, taman reptil selalu menjadi yang tervaforit bagi wisatawan.

"Orang selalu datang dan bertanya. Apalagi belakangan sedang ramai ular kobra masuk rumah," kata dia.

Simak video pilihan berikut ini:

Menghadapi Ular yang Masuk Rumah

Seekor ular King kobra tengah memangsa ular jali yang diediakan penjaga taman reptil di Sanggaluri Park Purbalingga, Sabtu (4/1). (Foto: Liputan6.com/Afgani Dirgantara)
Seekor ular King kobra tengah memangsa ular jali yang diediakan penjaga taman reptil di Sanggaluri Park Purbalingga, Sabtu (4/1). (Foto: Liputan6.com/Afgani Dirgantara)

Ia mengatakan, banyak di antara pengunjung yang bertanya bagaimana menghadapi ular berbisa yang masuk ke dalam rumah. Ia pun menjelaskan dengan sabar pertanyaan pengunjung.

Menurutnya, faktor utama ular masuk ke rumah warga karena suhu. Ketika suhu di luar meningkat, ular yang juga memiliki sensor suhu akan berpindah mencari tempat yang lebih nyaman.

"Nah kalau di sekitar rumah atau di dalam rumah ada tempat-tempat yang lembab dan terlindungi seperti tumpukan genteng atau batu, maka ular akan masuk," ujar dia.

Untuk menghadapi ular yang masuk ke rumah, hal petama yang ia sarankan mengendalikan diri agar tidak panik. Berikutnya, usir ular keluar rumah menggunakan tongkat atau batang kayu di sekitar rumah. Tindakan lain seperti membunuh ular bisa dilakukan jika memang mengancam keselamatan.

"Jangan coba-coba menggunakan tangan kosong, apalagi sampai dipegang," kata dia.

Setelah diusir, tindakan selanjutnya ialah mencegah ular kembali ke rumah. Caranya dengan membuang tumpukan barang yang berpotensi menjadi tempat berlindung ular.

"Cara lain yaitu dengan menaburkan belerang atau kamper di sekitar rumah, sebab ular tidak suka bau wewangian yang menyengat," ujar Miko.

Sementara Yali, penjaga ular di taman reptil Sanggaluri mengatakan, banyak orang meyakini gram bisa mencegah ular masuk ke dalam rumah. Untuk menguji pandangan ini, ia langsung melakukan demonstrasi.

Mengatasi Gigitan Ular Berbisa

Penjaga taman reptil Sanggaluri Park menguji anggapan publik bahwa ular takut dengan garam di taman reptil Sanggaluri Park Purbalingga, Sabtu (4/1). (Foto: Liputan6.com/Afgani Dirgantara)
Penjaga taman reptil Sanggaluri Park menguji anggapan publik bahwa ular takut dengan garam di taman reptil Sanggaluri Park Purbalingga, Sabtu (4/1). (Foto: Liputan6.com/Afgani Dirgantara)

Ia mengeluarkan ular berbisa dari dalam kandang. Setelah itu, garam ditaburkan melingkar mengelilingi ular tersebut. Setelah ular distimulus, ular itu dengan leluasa melewati taburan garam yang mengelilinginya.

"Ini artinya bahwa anggapan ular takut sama garam hanya mitos, faktanya ular tadi bisa melewati garam yang saya taburkan," kata dia.

Sebagai panjaga ular, Yali kerap bersinggungan dengan ular. Konsekuensinya, ia digigit ular berbisa.

Ia menceritakan, ketika itu ia tengah membersihkan kandang ular viper. Tanpa sengaja, ia menyentuh batang kayu ornamen kandang. Ular viper yang semula tenang kaget dan menggigit ujung jarinya.

Mengatasi gigitan ular ini, ia langsung mengikat jarinya agar racun tak langsung menyebar. Setelah itu, ia mengambil pisau bedah dan menyayat bagian yang digigit ular dan membuang racunnya.

Ada darah yang beku akibat racun ular. Setelah dibuang, ia terus menekan jarinya sampai darah segar yang keluar. Jika gumpalan darah beku telah hilang dan berganti darah segar, maka kemungkinan racunnya sudah keluar seluruhnya.

"Itu kalau darurat, jauh dari rumah sakit. Yang terbaik tetap ke rumah sakit," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya