Gerak Cepat Kodim Bangli Bantu Korban Banjir Bandang di Kintamani

Wilayah itu diterjang banjir bandang kiriman dari beberapa desa

oleh Dewi Divianta diperbarui 09 Feb 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2020, 07:00 WIB
Banjir bandang terjang Kintamani
Komandan Kodim 1626/Bangli, Letkol Inf Himawan Teddy Laksono terjun langsung membantu membersihkan lumpur bekas banjir bandang di Kintamani (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar - Banjir bandang kiriman melanda warga di Banjar Ulun Danu, Songan, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Banjir bandang yang disebabkan oleh hujan deras yang terjadi pada Jumat kemarin itu membuat sedikitnya 15 rumah warga tergenang air dengan ketinggian mencapai pinggang orang dewasa.

Tak hanya air, banjir juga membawa lumpur yang turut menggenangi pemukiman warga. Ketinggian lumpur bervariasi mulai semata kaki hingga lutut orang dewasa.

Aparat dari Kodim 1626/Bangli pun berjibaku membantu warga mengevakuasi diri dan barang-barang yang bisa diselamatkannya. Begitu mendapat laporan banjir yang menimpa warga dari Babinsanya, Komandan Kodim (Dandim) 1626/Bangli, Letkol Inf Himawan Teddy Laksono langsung mengerahkan anggotanya untuk membantu warga.

Tak hanya itu, Dandim yang akrab disapa Letkol HTL itu ikut turun langsung berjibaku dengan air dan lumpur membantu mengevakuasi barang-barang berharga warga yang bisa diselamatkan. Menurut Letkol HTL, hingga kini tercatat 42 rumah menjadi korban tergenang banjir.

"Keterlibatan kami dalam rangka membantu penanganan bencana banjir ini. Sampai saat ini belum ada warga yang dievakuasi dan tak ada korban jiwa. Ada banyak rumah tertimbun lumpur sebatas mata kaki dan lutut. Kalau airnya mencapai pinggang orang dewasa," kata Teddy saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (8/2/2020).

Tidak hanya rumah warga saja yang menjadi korban. Kebun warga pun ikut tersapu oleh banjir. Tercatat di antaranya kebun cabai, bawang dan tanaman holtikultura lainnya ikut menjadi korban.

"Untuk kerugian belum bisa dihitung. Kami masih fokus pada penanganan bencana terlebih dahulu. Tapi yang pasti ada banyak kebun warga juga yang tersapu banjir. Luasannya masih kita pastikan," tuturnya.

Tidak tanggung-tanggung, Letkol HTL menyebutkan bahwa pihaknya menerjunkan lima alat berat yang terdiri dari eskavator, buldoser dan dump truck untuk penanganan pasca-banjir.

"ALat berat untuk menyingkirkan batu besar dan pasir di jalan-jalan raya. Hari ini kami masih terus di sini hingga malam hari. Besok saya sudah siapkan rencana kerja untuk membersihkan lumpur di rumah-rumah warga," jelas Letkol HTL.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Buat Tanggul

Banjir bandang terjang Kintamani
Prajurit Kodim 1626/Bangli bantu membersihkan lumpur di rumah-rumah warga (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Sementara itu, Bupati Bangli, Made Gianyar menjelaskan bahwa banjir yang melanda wilayah Songan merupakan banjir kiriman dari beberapa desa lainnya. Sebab, posisi Desa Songan berada di dataran rendah menjadi salah satu penyebab utamanya.

"Jadi tak hanya di Jakarta saja ada banjir kiriman. Di Songan juga ada. Ini banjir kiriman dari Desa Pinggan, Desa Bandingan dan lainnya. Ini masalah tahunan," katanya.

Untuk mengatasi agar tak terjadi lagi, Made Gianyar mengaku telah memerintahkan membuat Feasibility Study (FS) dan Detail Engineering Design (DED) agar di setiap desa dibuatkan tanggul.

"Biasanya sungainya sehari-harinya ini kering. Tapi setiap musim penghujan airnya meluap disertai lumpur. Nanti dibuatkan tanggul agar lumpurnya tertahan di sana. Saat panas kurang air, hujan kelebihan air. Ini akan kita atur agar airnya bisa tertampung dengan baik saat musim hujan yang bisa digunakan saat musim panas," tutur dia. 

Menurutnya, kondisi banjir semakin diperparah manakala desa-desa yang berada di dataran tinggi mulai mengubah pola bercocok tanam mereka.

"(Desa) di atas ada perubahan pola tanam. Kalau dulu tanaman keras, sekarang holtikultura seperti cabai, bawang dan lainnya. Sehingga, penyerapan airnya tidak ada, dan setiap hujan datang tanah di permukaan terbawa air menjadi lumpur,” papar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya