Liputan6.com, Jayapura – Kota Jayapura memasuki usia 110 tahun, tepat hari ini, Sabtu 7 Maret 2020. Perayaan HUT Kota Jayapura tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya.
Berbagai pakaian adat tradisional dari berbagai suku di Indonesia dikenakan oleh warga, aparatur sipil negara hingga tamu undangan yang hadir dalam upacara HUT Kota Jayapura yang dilaksanakan di Lapangan Lantamal X Hamadi, Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano terlihat mengenakan pakaian adat suku Tobati Jayapura,Yatwi yang biasa dikenakan pria dewasa.
Advertisement
Yatwi terdiri dari bawahan berbentuk menyerupai rumbai dari akar pohon dan dilengkapi dengan hiasan kalung kerang pada bagian leher. Sementara Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru mengenakan pakaian adat dari Sulawesi Selatan.
Baca Juga
Hal lain yang nampak berbeda dari perayaan HUT Kota Jayapaura adalah disediakan aneka kuliner khas, mulai dari Aceh hingga Papua. Serta tumpeng yang berisi panganan lokal, berupa umbi-umbian, sayur mayur, ikan dan lauk pauk lainnya.
“Mari kita bersama menjaga keberagaman, toleransi dan kedamaian di Kota Jayapura, sebagai honai (rumah) kita bersama,” jelas Benhur, Sabtu (7/3/2020).
Benhur mengaku akan selalu terbuka menerima masukan, ide, waktu dan tenaga dari berbagai pihak untuk membangun Kota Jayapura.
“Hen Tecahi Yo Onomi T’Mar Ni Hanased. Satu Hati Membangun Kota untuk Kemuliaan Tuhan. Ini adalah motto Kota Jayapura dan pembangunan kota ini dilakukan dengan kemuliaan Tuhan,” katanya.
Kota Modern dan Humanis
Benhur menyebutkan Kota Jayapura yang merupakan ibu kota Provinsi Papua, merupakan beranda rumah besar Papua.
“Sejak dulu, Kota Jayapura adalah ikon perubahan sosial, budaya dan tata kelola pemerintahan daerah, pembangunan, demokrasi hingga politik yang berpengaruh pada nasional dan internasional,” kata Benhur.
Kota Jayapura yang berdiri di Teluk Youtefa pada 7 Maret 1910, pada sejarahnya didirikan oleh Kerajaan Belanda dengan nama pertama Holandia.
Kota Jayapura menjadi kawasan Papua yang pertama kali bersentuhan dengan dunia luar. Bahkan sejarah selalu mengaitkan bahwa Kota Jayapura disematkan menjadi kota global atau internasional.
“Port Numbay merupakan sebutan Kota Jayapura dari para leluhur. Saya adalah salah satu anak cucu dari nenek moyang yang didaulat menjadi walikota 2 periode. Saya akan terus berkomitmen bahwa kota ini tetap berada dalam bingkai NKRI,” ujarnya.
Benhur menyebutkan pembangunan Kota Jayapura terus ditekankan menjadi kota yang setia memancarkan kota modern dan humanis , serta berbuat terbaik demi kemajuan Kota Jayapura.
“Masyarakat Kota Jayapura akan menjadi peradaban Papua untuk modern dan humanis dan meninggalkan segala amarah, kebencian, suku, ras, agama dan terus kobarkan keberagaman dan toleransi di kota ini,” ujarnya.
Advertisement