Virus Corona Merebak, Gubernur Ganjar Cari Jalan Keluar soal Ujian Nasional

Terkait pemasalahan ujian nasional (UN), Ganjar belum memberikan jawaban secara pasti. Namun, Pemprov tengah membahas secara intensif dengan dinas terait

oleh Felek Wahyu diperbarui 15 Mar 2020, 00:30 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2020, 00:30 WIB
Gubernur Jawa Tengah menjelaskan dampak virus Corona, termasuk UN di Jawa Tengah. (Foto: LIputan6.com/Felek Wahyu)
Gubernur Jawa Tengah menjelaskan dampak virus Corona, termasuk UN di Jawa Tengah. (Foto: LIputan6.com/Felek Wahyu)

Liputan6.com, Semarang - Covid-19 atau virus Corona tidak saja mengancam karena menjadi virus mematikan. Namun, Corona juga mengancam berbagai kegiatan masyarakat.

Pamerintah provinsi Jawa Tengah mencatat salah satu laporan yang muncul yakni dari kalangan guru. Di mana, pemasalahan kegiatan teragenda yakni piknik dan latihan ujian juga terancam tidak bisa dilaksanakan.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku telah mendapat keluhan dari guru terkait permasalahan itu.

Karenanya, pihaknya langsung menggelar pertemuan untuk membahas keputusan yang bisa berdampak pada mental siswa yang tengah mempersiapkan ujian akhir semester dan ujian negara.

"Tadi pagi ada guru komplain. Pak kami mau piknik kami takut. Apa keputusannya?, barang kali Senin besok anak-anak bisa kerjakan ujian di sekolah. Pertanyaan ini yang disampaikan bapak ibu secara terbuka, ini saya sampaikan kepada publik. Agar kita bisa bicara, bisa saling mengerti, saling tukar pikiran, untuk bersatu," kata Ganjar, Sabtu (14/3/2020).

Terkait pemasalahan ujian nasional, Ganjar belum memberikan jawaban secara pasti. Namun, Pemprov tengah membahas secara intensif dengan dinas terkait. Tidak saja sekolah, namun dunia usaha juga terdampak serius dari virus Corona yang telah menyebar hampir menyeluruh di dunia.

"Pengusaha, berikan informasi yang benar kondisi usaha yang sesungguhnya. Kalau ada bahan import yang sulit apa?. Apakah regulasi, apakah negara asal, apa komoditasnya, apa bahan bakunya, sampaikan kepada kami. Kami yang harus tanggungjawab untuk menyelesaian," dia menjelaskan.

Gubernur mengemukakan, kalau ada usaha yang turun karena pasokan bahan baku yang sulit, Gubernur mohon adanya laporan. Sehingga, bisa diambil langkah penyelesaianya.

"Lapor kepada kami, ayo kita atur bareng bareng (bersama) agar semua bisa hidup. Agar kemudian semua saling memperhatikan kalau kesulitan bahan baku, mari kita bicara dengan perguruan tinggi, mari kita bicara dengan lembaga riset," ucapnya.

Terkait penanganan pasien, gubernur mengklaim jika sebelumnya hanya amenyediakan 13 rumah sakit rujukan yang dilengkapi dengan ruang isolasi khusus virus Corona.

Saat ini, pemerintah Jawa Tengah akan mempersiapkan rumah sakit tambahan untuk mendukung proses perawatan pasien. "Kita siapkan 46 rumah sakit untuk mendukung," ujarnya.

Simak Video Pilihan Berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya