Miris Tenaga Medis Tidur di Lantai, Gubernur Banten: Hotel tidak Ada yang Mau

Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH) mengatakan tidak ada satu pun hotel yang mau bekerja sama menampung para tenaga medis tersebut

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 05 Apr 2020, 04:01 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2020, 04:01 WIB
Tenaga Medis di Banten
Kondisi tenaga medis RSUD Banten begitu memprihatinkan, harus rela tidur berkerumun di lantai tanpa ranjang di Rumah Dinas Gubernur Banten yang sudah tak terpakai. (Liputan6.com/ Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Serang - Nasib miris tenaga medis yang menangani pasien covid-19 di RSUD Banten tidur dengan kasur di lantai, tanpa ranjang belakangan ramai diperbincangkan publik.

Mereka ditempatkan di rumah dinas (rumdin) Gubernur Banten, yang berada dibelakang Pendopo Lama Gubernur Banten, yang tepat berada di pusat Kota Serang.

Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH) mengatakan tidak ada satu pun hotel yang mau bekerja sama menampung para tenaga medis tersebut.

"Hotel tidak ada yang mau jadi tempat karantina. Kalau mau sudah dari awal di tempatkan di Hotel. Saya segera carikan lagi tempat untuk tempat karantina tenaga medis," kata Gubernur Banten, Wahidin Halim, melalui siaran persnya, Sabtu (04/04/2020).

Menurut WH, sampai dengan saat ini sudah tercatat sebanyak 127 pegawai RSUD Banten yang terdiri dari 121 petugas kesehatan dan enam dokter spesialis yang bertugas dalam penanganan pasien Covid-19 di RSUD Provinsi Banten.

Secara bergantian mereka menggunakan fasilitas yang ada di Pendopo Lama untuk beristirahat. Dia juga mengklaim awalnya yang akan digunakan menampung tenaga medis adalah Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Banten.

"Gedung BPSDM lebih banyak kamarnya dan biasa dipakai pejabat ikut Diklatpim, tapi kejauhan, akhirnya dibatalkan," terangnya.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Bantahan PHRI Banten

FOTO: Cegah Penyebaran COVID-19, Taksi Online di Tangsel Disemprot Disinfektan
Pekerja menyemprotkan cairan disinfektan ke taksi online yang akan melakukan servis di Bengkel Yoyo, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (2/4/2020). Penyemprotan disinfektan dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona COVID-19 antarpenumpang. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Ketua Harian Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten, Ashok Kumar mengatakan hingga kini belum ada tawaran apapun dari Pemprov Banten untuk bekerjasama menapung tenaga medis yang sedang berjuang menangani covid-19. Jika pun ada, tentu para pengusaha hotel siap membantu.

Sementara ini, yang baru bekerja sama yakni Pemkab Tangerang yang menggunakan Hotel Permata di dekat Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) untuk menampung tenaga medis agar bisa beristirahat lebih kayak dan menjaga kebugaran tubuhnya.

"Belum ada tawaran konkrit dari pemerintahnya sendiri. Harus ada kejelasannya. Belum ada, belum ada kerja sama," kata Ketua Harian PHRI Banten, Ashok Kumar, kepada sejumlah awak media, Sabtu (04/04/2020).

Ashok mengaku siap untuk mendukung pemerintah apabila dibutuhkan dalam mencarikan hotel di Kota Serang agar bisa digunakan sebagai tempat karantina para petugas medis RSU Banten selama menangani pasien covid-19 agar bisa lebih dekat dengan rumah sakit.

Dirinya beranggapan, justru hal tersebut akan memberikan nilai lebih kepada pihak hotel karena telah membantu pemerintah dalam menyediakan tempat karantina bagi tenaga medis Covid-19 RSU Banten, karena tingkat kebersihan di dalam hotel akan lebih tinggi, selama penerapan di lapangan sesuai dengan SOP.

"Kalau SOP-nya itu benar, kenapa tidak. Jadi itu bukan alasan kita tidak bisa menerima siapa pun. Malah hotel itu ke depan lebih bersih, lebih dijaga, seperti yang sudah dilakukan di Tangerang, tingkat kebersihan malah hingga ke dapur-dapur," dia mengungkapkan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya