Liputan6.com, Manado Keberadaan dua Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) di Sulut ternyata belum bisa optimal mendeteksi sampel-sampel Covid-19 yang masuk. Akhirnya laboratorium milik kampus Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado bakal digunakan.
“Hingga saat ini laboratorium baru ada dua yakni di RSUP Prof Kandouw dan satu di Balai Pusat Kemenkes Manado,” ungkap Gubernur Sulut Olly Dondokambey.
Keberadaan Laboratorium PCR Balai Pusat Kemenkes di Manado tak banyak membantu lantaran harus menjadi lab wilayah regional yang ada di wilayah timur, Maluku Utara dan sekitarnya.
Advertisement
Baca Juga
“Sehingga menumpuk hasil PCR yang ada, padahal sehari dia bisa menyelesaikan sekitar 80-90 sampel,” ujar Olly.
Demikian juga RSUP Kandou yang kapasitasnya sangat terbatas. Dengan kondisi itu praktis proses uji sampel Covid-19 tersendat karena banyaknya sampel yang masuk dan terhambat dalam uji lab.
“Saya diskusi dengan Rektor Unsrat Manado, ternyata kampus itu memiliki laboratorium yang bisa dimanfaatkan untuk tindakan PCR,” ucapnya.
Gubernur akan bicara dengan jajaran yang ada di Pemprov Sulut agar secepatnya mendorong laboratorium untuk dimanfaatkan sehingga mempercepat deteksi sampel Covid-19.
“Tinggal didorong sedikit, dan lab itu bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
Rektor Unsrat Manado Ellen Joan Kumaat mengatakan, Unsrat memiliki laboratorium yang bisa dimanfaatkan untuk uji PCR.
“Jika dimanfaatkan maka bisa mendeteksi 300-500 sampel per hari,” kata Ellen.
Tentunya kerjasama pemanfaatan laboratorium Unsrat itu akan sangat membantu pengambilan tindakan medis bagi pasien yang diduga terinfeksi Covid-19.
“Unsrat siap membantu pemerintah daerah dengan fasilitas yang kami miliki, dengan harapan bantuan ini bisa mempercepat penanganan pandemi Covid-19,” ujar Ellen.