Pemkab Terjunkan Polisi Wisata, Liburan di Kuningan Dijamin Aman dan Nyaman

Polisi wisata dari gabungan unsur Dishub, Pol PP, tenaga kesehatan, dan TNI/Polri, bertugas memastikan protokol kesehatan berjalan sesuai ketentuan.

oleh Panji Prayitno diperbarui 03 Jul 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2020, 06:00 WIB
Terjunkan 'Polisi Wisata' Pantau Protokol Covid-19 di Lokasi Wisata Kabupaten Kuningan
Telaga Nilem salah satu objek wisata yang ada di Kabupaten Kuningan. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Kuningan - Sejumlah daerah di Pantura, Jawa Barat, mulai melonggarakan pembatasan sosial di tengah pandemi Covid-19. Termasuk Pemerintah Kabupaten Kuningan yang sudah membuka kembali beragam destinasi wisata per 21 Juni 2020.

Namun demikian, sejumlah protokol kesehatan Covid-19 wajib dipatuhi, baik oleh pengelola wisata maupun pengunjung. Bahkan, Pemkab Kuningan akan memperketat pengawasan operasional objek wisata di wilayahnya.

"Sekarang saya akan membuat surat tugas ke pejabat internal monitoring potret wisata Kuningan untuk jadi bahan kebijakan ke pimpinan dan tim gugus tugas Covid-19 setempat," kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Kuningan, Kamis (2/7/2020).

Dalam mengawal operasional objek wisata Kabupaten Kuningan, Pemda setempat akan membentuk posko di setiap objek wisata. Pemkab Kuningan membentuk 'Polisi Wisata' untuk memantau aktivitas pengunjung di berbagai destinasi wisata.

Toto menyatakan, pihaknya tidak segan-segan menegur hingga merekomendasikan kepada tim Covid-19 setempat untuk menutup operasional destinasi wisata jika pengelola tidak mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditentukan.

"Polisi wisata nanti tidak hanya memantau situasi di objek wisata sesuai protokol kesehatan tapi bagaimana memastikan protokol tersebut dipatuhi. Termasuk jumlah pengunjung yang datang ke objek wisata," kata Toto.

Dia menyebutkan, jumlah pengunjung yang datang ke objek wisata Kabupaten Kuningan dibatasi hanya 30 persen. Sementara, pengunjung yang datang wajib menggunakan masker, menerapkan social distancing hingga rajin mencuci tangan.

Polisi wisata, kata Toto bertugas memastikan protokol kesehatan dan kebijakan lainnya di objek wisata berjalan lancar. Polisi wisata tersebut, lanjut Toto terdiri dari petugas gabungan seperti Dishub, Pol PP, tenaga kesehatan hingga TNI/Polri.

"Termasuk pengaturan jam operasional juga akan kami terapkan sesuai kondisi sekarang karena kan ada kasus positif lagi. Ini menyesuaikan karena pemerintah juga akan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM)," ujar dia.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Batasi Kerumunan

Terjunkan 'Polisi Wisata' Pantau Protokol Covid-19 di Lokasi Wisata Kabupaten Kuningan
Wisata Alam Bumi Pelangi Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Toto mengakui, sejak ada Covid-19 jumlah wisatawan cenderung menurun. Bahkan, Kabupaten Kuningan tidak ada kunjungan sama sekali seiring dengan kebijakan pemerintah mencegah penyebaran covid-19.

Dari data yang didapat, sebelum ada Covid-19, jumlah pengunjung di Kabupaten Kuningan terutama saat memasuki hari libur mendekati 1.000 orang.

"Nah untuk objek wisata yang berkerumun kami batasi dulu termasuk yang menawarkan paket menginap tapi diluar hotel ya. Karena kalau hotel sudah boleh dan kami bisa memantaunya dengan jelas," ujar dia.

Dia berharap, adanya penambahan kasus positif Covid-19 pengunjung dan pengelola dapat mematuhi aturan dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

Seperti diketahui, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kuningan, merilis adanya kasus baru penambahan sembilan pasien positif. Juru Bicara GTPP Covid-19 Kabupaten Kuningan Agus Mauludin mengatakan sebelum adanya penambahan sembilan pasien baru itu, Kabupaten Kuningan sempat mengalami nol kasus pasien positif.

"Jadi sampai sekarang total pasien positif Covid-19 di Kuningan mencapai 25 orang. Sebelumnya sempat nol kasus sampai hari Senin 26 Juni 2020 ada penambahan kasus," kata Agus, Rabu (1/7/2020).

Agus mengatakan pekan tim gugus tugas melakukan uji usap secara massal di 32 kecamatan.

"Lebih dari 1.000 orang ikut swab. Baru keluar 390, hasilnya sembilan positif. Masih ada 1.000 lebih juga yang belum keluar," kata Agus.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya