Usai Banjir Bandang Tanggamus, Ribuan Rumah Dilaporkan Rusak

Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, menyebabkan ribuan rumah rusak.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Agu 2020, 10:16 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2020, 10:15 WIB
Banjir Bandang Tanggamus
Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, Selasa (4/8/2020), tak hanya menyebabkan ribuan rumah rusak, namun juga menyisakan sedimen lumpur yang tinggi di jalan dan tempat umum. (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Tanggamus - Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, Selasa (4/8/2020), tak hanya menyebabkan ribuan rumah rusak, namun juga menyisakan sedimen lumpur yang tinggi di jalan dan tempat umum. Pusat Pengendali Operasi BNPB melaporkan, ada 8 eskavator yang dioperasikan untuk membersihkan material lumpur banjir bandang.

Dari perkembangan situasi terakhir tercatat, kerusakan rumah dengan kategori rusak berat sebanyak 64 unit, rusak sedang 34, dan rusak ringan 1.035. Sedangkan rumah terendam, BPBD setempat melaporkan 350 rumah terdampak.

Di samping kerusakan di sektor pemukiman, banjir bandang juga merusak tempat ibadah 1 unit dengan kategori rusak berat. Selain itu, jalan lintas barat tertutup material longsor di 9 titik dengan panjang kurang lebih 1 kilometer. Sebanyak 70 KK dilaporkan mengungsi ke rumah kerabat terdekat.

BPBD menyebut, banjir bandang dipicu salah satunya hujan deras yang terjadi pada Selasa (4/8/2020), pukul 20.30 WIB hingga 22.00 WIB. Limpahan air dari Bukit Barisan disertai material lumpur dan batu akhirnya melanda beberapa desa di Kecamatan Semaka. Saat kejadian, tinggi muka air bervariasi dari 30 hingga 100 centimeter.

Belum diketahui secara pasti apakah ada ulah tangan manusia yang menyebabkan banjir bandang tersebut. Namun yang pasti banyak desa terdampak banjir bandang, antara lain Desa Way Kerap, Pardawaras, Sedayu, Sukaraja, Bangunrejo, Kacapura, Karangrejo dan Sododadi.

Pasca bencana banjir bandang tersebut, Bupati Tanggamus menetapkan status tanggap darurat selama 7 hari. Hingga kini, BPBD dan dinas terkait melakukan upaya penanganan darurat, seperti dapur umum, pembersihan material lumpur dan batu, serta pendampingan warga terdampak.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya